1. Apakah ide yang akan ditulis bagus dan akan diterima banyak orang?
2. Apa gaya bahasa yang dipakai sudah bagus dan bercitarasa sastra?
3. Bagaimana nanti kalau karya yang berhasil dibuat, ternyata di luar sana sudah ada yang mirip tema dan agaya bahasanya, dan akhirnya dituduh plagiat?
4. Saya ingin membuat tulisan yang sungguh ruar biasa seperti novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata atau Supernova karya Dewi 'DEE' Lestari. Bagaimana caranya?
Iya, benar. Jangan takut untuk menulis, kawan. Aku, yang notabene menjadikan menulis sebagai penyaluran hobi dari bakat terpendam, selalu memegang teguh prinsip tersebut. Dari prinsip sederhana itu, aku merumuskannya menjadi:
1. Jujur dalam Menulis
Jujur di sini dimaksudkan agar kita selalu jujur dalam kegiatan menulis. Tulis langsung apapun yang terlintas di benak saat itu. Jangan pedulikan dulu struktur kalimat yang (pasti) masih berantakan.
2. Lepaskan 'Nafsu' Menulismu
Manusia hidup di dunia ini dengan 'nafsu', baik nafsu yang positif maupun negatif. Jangan biarkan 'nafsu' untuk menulis yang menjalar di tubuh kita berlalu begitu saja. Lawan rasa malas dan enggan untuk menulis apapun, apapun, yang ingin kita ungkapkan dalam sebuah teks. Tak mengapa bila masih berkesan hanya sebatas oret-oretan.
3. Sederhana tapi Mewah
Seringkali kita meremeh-temehkan sebuah ide yang dianggap sederhana, terlalu sederhana. Namun, sesungguhnya, dari kesederhanaan itu bisa menghasilkan sesuatu yang 'mewah' apabila diolah dengan cara yang tepat. Hasil olahan kesederhanaan itu, nantinya akan mampu memberi kesenangan bathin baik bagi kita -penulis-, maupun orang yang menikmati karya kita.
4. Majas just Majas
Sebenarnya, dalam tahap awal menulis, tak perlulah terlalu takut dengan ketidakbisaan bermajas. Hal yang penting adalah adanya keberanian mengungkapkan segala hal yang terpendam dalam kepala (secara jujur tentunya) dengan mengikuti kaidah EYD yang benar. Dengan begitu, kita tidak akan takut untuk memulai menulis.
5. Tulis, Tulis, dan Tulis
Manusia memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat. Dengan membiasakan diri terus menulis hal-hal yang simpel, dengan sendirinya jiwa kita akan merasa 'kecanduan' menulis. Seperti halnya belajar menyetir mobil. Kian tinggi jam terbangnya, maka akan semakin lihai kemampuan kita.
6. Sisipkan Satu-Dua Permajasan
Untuk masalah memperindah kata, permajasan, cobalah sesekali menyisipkan majas ke dalam kalimat kita. Pelajari pula ilmu-ilmu permajasan (apalagi semakin mudah kita menemukannya pada zaman internet ini). Bebaskan jiwamu lewat kata per kata yang kau torehkan. Liarkan imajimu melalui majas-majas yang kau selipkan.
7. Mulailah Kibarkan Bendera
Di dalam era komputerasi ini, kian banyak layanan internet yang mampu mendukung kemampuan menulis kita. Selain mencari ilmu-ilmu tentang menulis, refrensi cerita, dan data-data yang diperlukan; hadirnya jejaring sosial dan blog menjadi ajang mempromosikan (memperkenalkan) karya kita ke khayalak luas. Manfaatkanlah jejaring sosial seperti facebook dan twitter untuk membagi karya kalian kepada teman-teman. Jangan dipakai hanya untuk sekedar menulis 'sesuatu yang gak perlu', kawan. Kita juga bisa memanfaatkan media blog seperti blogspot, wordpress, kompasiana untuk berbagi karya kita. Lebih baik dibagi kepada publik, daripada ditulis tapi pada akhirnya jadi debu, atau malah cuma menuh-menuhin memori gadget kita. Mulailah kibarkan benderamu!
8. Dengar Apa Kata Mereka
Setelah kita mengunggahnya ke media internet (maupun media lainnya), dengarkan apa kata mereka yang telah membaca tulisan kita. Sering-seringlah berinteraksi dengan orang-orang yang juga memiliki ketertarikan yang sama dengan kita dalam hal menulis. Bisa juga dengan memperkaya refrensi dengan memerbanyak membaca karya-karya orang lain. Karena ada pepatah "menulis bermula dari membaca dan mendengarkan".
9. Dimohon untuk Tulus
Seperti dikutip dari mas Fatih Syuhud -salah satu blogger terkenal Indonesia-, slogan “Tuluslah dalam menulis” sangat penting untuk dibudayakan, karena itu merupakan salah satu faktor seorang blogger bisa menjadi profesional.
Ada banyak blogger yang dalam merintis “usahanya” tidak diimbangi dengan ketulusan menulis, seperti menulis hanya karena ingin dianggap beken, menulis dengan tujuan utama ingin cepat terkenal, ataupun mengambil tanpa izin hakcipta penulis dengan mencopy-paste yang tanpa disertai nama penulis maupun sumber tulisan itu sendiri.Seperti yang kita ketahui, budaya copy-paste sepertinya sudah melekat erat di benak sebagian orang indonesia. Dengan alasan kepraktisannya. Jadi putuslah mulai sekarang budaya tersebut dari benak kita!!
Semoga saja 9 tips di atas tadi mampu memberi pelajaran yang berharga bagi diri kita semua. Dan semoga saja setelah membacanya, diri kita makin tergerak untuk menulis lagi dan lagi.
Sekian, terimakasih.
Salam Gerakan Menulis Indonesia
Cak Rasa - Admin
Cak Rasa - Admin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar