Kamis, 22 Desember 2011

Jagalah Sahabatmu

Seperti yang kita tahui bersama, manusia adalah makhluk sosial; dimana kita membutuhkan seseorang untuk berbagi segalanya. Dan guna memenuhi hal itu, maka kita mejalin sebuah persahabatan dengan bayak orang. Tapi, tak selamanya persahabatan yang kita punya bisa terus terasa menyenangkan. Pastinya ada gemercik-gemercik perselisihan dalam perjalanannya. Maka dari itu, saya mencoba berbagi tips untuk menjaga persahabatan berdasarkan pengalaman sendiri selama ini.

1. Kenali ‘Warna’ Sahabatmu

Tak selalu sebuah persahabatan terjalin atas banyaknya kesamaan, ada juga yang tercipta karena keperbedaan. Setiap orang yang hidup di dunia ini pasti punya ‘warna’ yang berbeda-beda, maka dari itu kita harus mengenali sifat dan karakter sahabat kamu sendiri. Pahami dengan benar kelebihan dan kekurangan sahabat kamu beserta hal-hal yang ia suka dan benci. Dengan demikian, ketika ada perselihan yang terjadi, kamu tidak terpancing emosi untuk memutus persahabatan. Sungguh disayangkan apabila persahabatan yang telah terjalin harus selesai di tengah jalan. Selain itu, dengan mengenali karakter sahabat, kamu dapat menentukan bagaimana cara memperlakukan dia.

2. Kepercayaan

Megapa kamu memilih seseorang untuk menjadi sahabat bila tidak ada rasa percaya kepadanya? Tidak mungkin dalam hidup ini sebuah hubungan, dalam hal ini persahabatan, dapat berjalan dengan baik jika tidak dilandasi rasa saling percaya. Maka jangan pernah sesekali kamu menghianati kepercayaan yang telah diberikan oleh seorang sahabat. Karena sekali kamu menghianati hal itu, maka kebaikan yang telah kamu lakukan akan terhapus begitu saja. Dan hal ini biasaya menjadi masalah utama dalam hancurnya sebuah persahabatan.

3. Simpati dan Empati

Dalam hidup ini kita perlu memiliki simpati dan empati kepada orang-orang di sekitar kita. Apabila sahabat memiliki masalah, tanpa diminta, kamu seharusnya menawarkan diri untuk membantu semampunya. Akan tetapi, jangan pernah terlalu ikut campur dengan masalah pribadinya sebelum diminta. Karena bagi sebagian orang, masalah pribadi cukup hanya dirinya yang tahu. Apabila demikian, maka kamu sebagai sahabatnya hanya bisa memberi bantuan sebatas menyemangati agar ia mampu megatasi masalahnya segera.

4. Jagalah Selalu Persahabatan

Meski tak pernah ada yang abadi dalam hidup ini, tidak ada alasan bagi kamu untuk meninggalkan sahabat kita sampai kapanpun. Jagalah selalu persahabatan yang terjalin meski kelak kita telah menemukan jodoh masing-masing. Ketika kamu sudah berumah tangga kelak, waktu kita akan banyak tersita untuk pasangan dan anak, serta keluarga kita dan keluarga pasangan. Namun, jangan pernah lupa, sahabat adalah keluarga kamu juga.

Jumat, 11 November 2011

Berat Badan Si Pejuang

Seorang pasien laboratorium klinik ternama, memarahi petugas paramedis yang menemaninya melakukan timbang badan.

“Saya ini bekas pejuang, buat apa saudara membohongi saya?!” teriak si pejuang, masih di atas alat timbang badan.

Bapak yang mengenakan baju dan celana khas pejuang ’45 itu marah karena tak percaya dengan berat badannya, seperti yang disebutkan paramedis tersebut. Menurut perkirannya, berat badannya pasti kurang 5 kg dari hasil timbangan di klinik mewah tersebut.

“Timbangan ini valid, pak. Tidak bisa dikira-kira, berat badan bapak pasti seperti yang tertera pada angka timbangan itu,” kata paramedis, mencoba mengoreksi si pejuang.

“Siapa bilang valid?!” teriak si pejuang,’ lihat ini!” sambungnya sambil mengangkat sebelah celananya. Dari balik celana itu, terlihat jelas, kaki kiri si pejuang terbuat dari besi.


oleh: Priyoko

Tips Biar Gak Stres!

Stres merupakan gejala kejiwaan yang dapat mengganggu organ-organ vital tubuh kita. Banyak penyakit kelas berat seperti jantung, hipertensi dan diabetes mellitus, terpacu karena stres. Mengapa tidak menghindarinya jika ada caranya?
Untuk itulah seorang eksekutif muda mengunjungi tempat praktek seorang psikiater. Ia berniad konsultasi, karena belakangan ini merasa tertekan.
Sayangnya, psikiater itu sedang stres pula. Pasien stres bertemu dengan psikiater stres. Bisa dibayangkan apa advis si psikiater? Mau tahu? Berikut ini nasihat itu.
1. Tertawa tiga kali sehari, durasi tertawa masing masing 4 jam.
2. Menonton adegan lucu sekali sehari selama 1 jam (sebenarnya dianjurkan nonton Srimulat, karena grup lawak itu sudah almarhum, psikiater nenganjurkan grup lain yang tak kalah lucu, yaitu DPR).
3. Menyapa 100 orang (10 di antaranya waria) dalam sehari.
4. Membaca ulang buku anekdot ini hingga 50 kali.

oleh: Priyoko

Tips Biar Gak Stres!

Stres merupakan gejala kejiwaan yang dapat mengganggu organ-organ vital tubuh kita. Banyak penyakit kelas berat seperti jantung, hipertensi dan diabetes mellitus, terpacu karena stres. Mengapa tidak menghindarinya jika ada caranya?
Untuk itulah seorang eksekutif muda mengunjungi tempat praktek seorang psikiater. Ia berniad konsultasi, karena belakangan ini merasa tertekan.
Sayangnya, psikiater itu sedang stres pula. Pasien stres bertemu dengan psikiater stres. Bisa dibayangkan apa advis si psikiater? Mau tahu? Berikut ini nasihat itu.
1. Tertawa tiga kali sehari, durasi tertawa masing masing 4 jam.
2. Menonton adegan lucu sekali sehari selama 1 jam (sebenarnya dianjurkan nonton Srimulat, karena grup lawak itu sudah almarhum, psikiater nenganjurkan grup lain yang tak kalah lucu, yaitu DPR).
3. Menyapa 100 orang (10 di antaranya waria) dalam sehari.
4. Membaca ulang buku anekdot ini hingga 50 kali.

oleh: Priyoko

Nasihat Buat Si "Junkies"

Ke luar dari penjara, seorang selebriti berkonsultasi dengan dokter ahli psikotropika. Ia minta nasihat agar tidak lagi kecanduan Narkoba.

“Apa yang harus saya lakukan, dok?” tanya Ro, selebriti tersebut.

“Jangan sentuh Narkoba,” jawab dokter.

“Bagaimana caranya agar saya tidak menyentuhnya?”

“ Jauhi Narkoba.”

“Bagaimana caranya agar saya bisa menjauhinya?”

“Cara menjauhinya ?”

“Ya, dok.”

“Jangan pergi ke penjara lagi!” jawab dokter.

Virus Trojan

Baru-baru ini, seorang pasien gangguan saraf otak datang berobat ke dokter spesialis penyakit saraf. Gejala yang menonjol dari pasien itu adalah geleng-gelang kepala secara tak terkontrol, mulutnya sering buka-tutup sendiri, matanya berkedip-kedip secara otomatis, dan --ini yang lebih parah—kedua tangannya bergerak-gerak seperti sedang melakukan break dance.

“Sudah dibawa berobat ke mana saja pasien ini?” tanya dokter, yang terkenal mahir ini.

“Sudah ke semua dokter saraf di Jakarta, Surabaya, Singapura. Semua tidak bisa mendiagnosa,” jawab pengantar pasien.

“Saya tahu sekarang, pasien ini membuka toko reparasi komputer bukan?’ ujar dokter, setelah memeriksa pasien.

“Hebat. Dokter kok tahu?”

“Dia terserang virus Trojan, yang sering menyerang software komputer.”

“Lalu, bagaimana pengobatannya?” tanya pengantar pasien.

Bawa saja ke bengkel service komputer!”


oleh: Priyoko

WOW!! Tabel Unsur Periodik Bertambah Anggotanya!


KOMPAS.com - Pelajaran kimia unsur mungkin akan bertambah rumit. Tiga elemen baru kini telah ditambahkan di Table Periodik Unsur. Majelis Umum International Union of Pure and Applied Physics (IUPAP) telah menyetujui nama-nama untuk ketiga unsur itu.

Ketiga unsur memiliki nomor 110, 111 dan 112, masing-masing bernama Darmstadtium (Ds), Roentgenium (Rg) dan Copernicium (Cn). Majelis umum yang beranggotakan 60 orang menyetujui penamaan dalam rapat di Institute of Physics (IOP), London, Sabtu (5/11/2011) lalu.

Dr Robert Kirby-Harris, kepala IOP dan Sekretaris Jenderal IUPAP, seperti dikutip Daily Mail Sabtu lalu mengatakan, penamaan unsur ini telah mendapat persetujuan dalam konsultasi dengan fisikawan dari seluruh dunia dan kami senang melihat mereka diperkenalkan di table Periodik unsur.

Livescience dalam publikasinya Sabtu lalu menyatakan bahwa ketiga unsur baru itu disebut elemen "superberat" atau transuranium. Mereka hanya ada di laboratorium, tak ada di alam, cepat sekali luruh menjadi elemen lain dan sulit dipelajari. Tak banyak yang diketahui tentang elemen itu.

Meski baru ditambahkan ke Tabel Periodik Unsur, ketiga unsur itu sebenarnya telah lama ditemukan. Hanya saja, penamaan tak langsung dilakukan sebab harus sesuai persetujuan organisasi ilmuwan.

Secara umum, unsur dinamai sesuai penemunya, tempat ditemukan atau nama kehormatan. Copernicium misalnya, diciptakan 9 Februari 1996 dengan nama ununbium. Nama tidak berubah sampai tahun 2009 saat eksistensi unsur itu berhasil dibuktikan. Nama Copernicus lalu diambil untuk menghormati Copernicus, ilmuwan pertama yang menyatakan bahwa Bumi mengelilingi Matahari.

Sementara Roentgenium ditemukan 8 Desember 1994 dengan nama asli unununium. Nama Roentgenium lalu dipakai sebagai penghormatan atas jasa Wilhelm Conrad Roentgen, ilmuwan yang mendeteksi sinar X dan memenangkan nobel fisika tahun 1901.

Darmstadtium dibuat oleh Peter Armbruster and Gottfried Munzenberg dengan nama awal ununnilium. Nama Darmstadtium diambil sebab pembuatan dilakukan di fasilitas GSI Helmholtz Centre for Heavy Ion Research di Jerman yang terletak di dekat kota Darmstadt.

Setelah penamaan Darmstadtium, Roentgenium dan Copernicium, ilmuwan kini tengah bekerja untuk menamai unsur 114 dan 116 yang telah ditambahkan di Tabel Periodik unsur Juli lalu. Nama resminya akan muncul dalam waktu tak jauh dari sekarang.

Selamat Berpusing Ria!! he3..

EYD: 3. Penggunaan Tanda Baca

Kembali ke halaman utama EYD

C. Pemakaian Tanda baca

Tanda titik (.)

A. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

Misalnya:

Ayahku tinggal di Aceh.

Anak kecil itu menangis.

Mereka sedang minum kopi.

Adik bungsunya bekerja di Samarinda.

B. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf pengkodean suatu judul bab dan subbab.

Misalnya:

III. Departemen Dalam Negeri

A. Direktorat Jendral PMD

B. Direktorat Jendral Agraria

1. Subdit ….

2. Subdit ….



I. Isi Karangan 1. Isi Karangan

A. Uraian Umum 1.1 Uraian Umum

B. Ilustrasi 1.2 Ilustrasi

1. Gambar 1.2.1 Gambar

2. Tabel 1.2.2 Tabel

3. Grafik 1.2.3 Grafik

Catatan:

Tanda titik tidak dipakai di belakang angka pada pengkodean sistem digit jika angka itu merupakan yang terakhir dalam deret angka sebelum judul bab atau subbab.

C. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukan waktu dan jangka waktu.

Misalnya:

pukul 12.10.20 (pukul 12 lewat 10 menit 20 detik)

12.10.20 (12 jam, 10 menit, dan 20 detik)

D. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.

Misalnya:

Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung.

Lihat halaman 2345 dan seterusnya.

Nomor gironya 5645678.

E. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.

Misalnya:

Lawrence, Marry S, Writting as a Thingking Process. Ann Arbor: University of Michigan Press, 1974.

F. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.

Misalnya:

Calon mahasiswa yang mendaftar mencapai 20.590 orang.

Koleksi buku di perpustakaanku sebanyak 2.799.

G. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul, misalnya judul buku, karangan lain, kepala ilustrasi, atau tabel.

Misalnya:

Catur Untuk Semua Umur (tanpa titk)

Gambar 1: Bentuk Surat Resmi Indonesia Baru (tanpa titik)

H. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim atau tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.

Misalnya:

Jakarta, 11 Januari 2005 (tanpa titik)

Yth. Bapak. Tarmizi Hakim (tanpa titik)

Jalan Arif Rahman Hakim No. 26 (tanpa titik)

Palembang 12241 (tanpa titik)

Sumatera Selatan (tanpa titik)

Kantor Pengadilan Negeri (tanpa titik)

Jalan Teratai II/ 61 (tanpa titik)

Semarang 17350 (tanpa titik)

Tanda koma (,)

A. Tanda koma dipaki di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.

Misalnya:

Reny membeli permen, roti, dan air mineral.

Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus, memerlukan prangko.

Menteri, pengusaha, serta tukang becak, perlu makan.

B. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.

Misalnya:

Saya ingin datang, tetapi hari hujan.

Didik bukan anak saya, melainkan anak Pak Daud.

C. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.

Misalnya:

Anak Kalimat


Induk Kalimat

Kalau hujan tidak reda


saya tidak akan pergi

Karena sakit,


kakek tidak bisa hadir



Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak itu mengiringi induk kalimatnya.

Misalnya:



Induk Kalimat


Anak Kalimat

Saya tidak akan pergi


kalau hujan tidak reda.

Kakek tidak bisa hadir


karena sakit.



D. Tanda koma harus dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.

Misalnya:

Meskipun begitu, kita harus tetap jaga-jaga.

Jadi, masalahnya tidak semudah itu.

E. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.

Misalnya:

O, begitu?

Wah, bagus, ya?

Aduh, sakitnya bukan main.

F. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.

Misalnya:

Kata ibu, ”Saya berbahagia sekali”.

”Saya berbahagia sekali,” kata ibu.

Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.

Misalnya:

Surat ini agar dikirim kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta Pusat. Sdr. Zulkifli Amsyah, Jalan Cempaka Wangi VII/11, Jakarta Utara 10640

Jakarta, 11 November 2004

Bangkok, Thailand

G. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.

Misalnya:

Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diskusi Insan Mulia, 2001), hlm. 27.

H. Tanda koma dipakai di antara orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.

Misalnya:

A. Yasser Samad, S.S.

Zukri Karyadi, M.A.

I. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.

Misalnya:

Guru saya, Pak Malik, Pandai sekali.

Di daerah Aceh, misalnya, masih banyak orang laki-laki makan sirih.

Semua siswa, baik yang laki-laki maupun yang perempuan, mengikuti praktik komputer.

Bandingkan dengan keterangan pembatas yang tidak diapit oleh tanda koma.

Semua siswa yang berminat mengikuti lomba penulisan resensi segera mendaftarkan namanya kepada panitia.

J. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.

Misalnya:

Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersunguh-sungguh.

Atas pertolongan Dewi, Kartika mengucapkan terima kasih.

K. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.

Misalnya:

”Di mana pameran itu diadakan?” tanya Sinta.

”Baca dengan teliti!” ujar Bu Guru.



Tanda Titik Koma (;)

A. Tanda titik koma untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.

Misalnya:

Hari makin siang; dagangannya belum juga terjual.

B. Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.

Misalnya:

Ayah mencuci mobil; ibu sibuk mengetik makalah; adik menghapal nama-nama menteri; saya sendiri asyik menonton siaran langsung pertandingan sepak bola.

C. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan unsur-unsur dalam kalimat kompleks yang tidak cukup dipisahkan dengan tanda koma demi memperjelas arti kalimat secara keseluruhan.

Misalnya:

Masalah kenakalan remaja bukanlah semata-mata menjadi tanggung jawab para orang tua, guru, polisi, atau pamong praja; sebab sebagian besar penduduk negeri ini terdiri atas anak-anak, remaja, dan pemuda di bawah umur 21 tahun.


Kembali ke halaman utama EYD

EYD: 2. Penggunaan Kata

Kembali ke halaman utama EYD


B. Penulisan Kata

Kata Dasar

Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.

Misalnya:

Kantor pos sangat ramai.

Buku itu sudah saya baca.

Adik naik sepeda baru

(ketiga kalimat ini dibangun dengan gabungan kata dasar)



Kata Turunan

A. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.

Misalnya:

berbagai ketetapan sentuhan

gemetar mempertanyakan terhapus

B. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan, atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.

Misalnya:

diberi tahu, beri tahukan

bertanda tangan, tanda tangani

berlipat ganda, lipat gandakan

C. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.

Misalnya:

memberitahukan

ditandatangani

melipatgandakan

Bentuk Ulang

Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.

Misalnya:

anak-anak, buku-buku, berjalan-jalan, dibesar-besarkan, gerak-gerik, huru-hara, lauk-pauk,

mondar-mandir, porak-poranda, biri-biri, kupu-kupu, laba-laba.



Gabungan Kata

A. Gabungan kata yang lazim disebutkan kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.

Misalnya:

duta besar, kerja sama, kereta api cepat luar biasa, meja tulis, orang tua, rumah sakit, terima kasih, mata kuliah.

B. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan salah pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang berkaitan.

Misalnya:

alat pandang-dengar (audio-visual), anak-istri saya (keluarga), buku sejarah-baru (sejarahnya yang baru), ibu-bapak (orang tua), orang-tua muda (ayat ibu muda) kaki-tangan penguasa (alat penguasa)

C. Gabungan kata berikut ditulis serangkai karena hubungannya sudah sangat padu sehingga tidak dirasakan lagi sebagai dua kata.

Misalnya:

acapkali, apabila, bagaimana, barangkali, beasiswa, belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti, halal-bihalal, kacamata, kilometer, manakala, matahari, olahraga, radioaktif, saputangan.

D. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.

Misalnya:

adibusana, antarkota, biokimia, caturtunggal, dasawarsa, inkonvensional, kosponsor,

mahasiswa, mancanegara, multilateral, narapidana, nonkolesterol, neokolonialisme, paripurna,

prasangka, purna-wirawan, swadaya, telepon, transmigrasi.

Jika bentuk terikan diikuti oleh kata yang huruf awalnya kapital, di antara kedua unsur kata itu

ditulisakan tanda hubung (-).

Misalnya: non-Asia, neo-Nazi

Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya

Kata ganti ku dan kau sebagai bentuk singkat kata aku dan engkau, ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.



aku bawa, aku ambil menjadi kubawa, kuambil

engkau bawa, engkau ambil menjadi kaubawa, kauambil

Misalnya:

Bolehkan aku ambil jeruk ini satu?

Kalau mau, boleh engkau baca buku itu.

Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut ini.

Bolehkah kuambil jeruk ini satu?

Kalau mau, boleh kaubaca buku itu.

Kata Depan di, ke, dan dari

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah dianggap kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.

Misalnya:

Tinggalah bersama saya di sini.

Di mana orang tuamu?

Saya sudah makan di rumah teman.

Ibuku sedang ke luar kota.

Ia pantas tampil ke depan.

Duduklah dulu, saya mau ke dalam sebentar.

Bram berasal dari keluarga terpelajar.

Akan tetapi, perhatikan penulisan yang berikut.

Kinerja Lely lebih baik daripada Tuti.

Kami percaya kepada Ada.

Akhir-akhir ini beliau jarang kemari.

Kata Sandang si dan sang

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Misalnya:

Salah


Benar

Sikecil


si kecil

Sipemalu


si pemalu

Sangdiktator


sang diktator

Sangkancil


sang kancil

Partikel

A. Partikel –lah dan –kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Misalnya:

Bacalah peraturan ini sampai tuntas.

Siapakah tokoh yang menemukan radium?

B. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.

Misalnya:

Apa pun yang dikatakannya, aku tetap tak percaya.

Satu kali pun Dedy belum pernah datang ke rumahku.

Bukan hanya saya, melainkan dia pun turut serta.

Catatan:

Kelompok berikut ini ditulis serangkaian, misalnya adapun, andaipun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun.

Misalnya:

Adapun sebab-musababnya sampai sekarang belum diketahui.

Bagaimanapun juga akan dicobanya mengajukan permohonan itu.

Baik para dosen maupun mahasiswa ikut menjadi anggota koperasi.

Walaupun hari hujan, ia datang juga.

C. Partikel per yang berarti (demi), dan (tiap) ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.

Misalnya:

Mereka masuk ruang satu per satu (satu demi satu).

Harga kain itu Rp 2.000,00 per meter (tiap meter).


Kembali ke halaman utama EYD