Selasa, 24 Desember 2013

Monolog Seorangutan

            Indonesia memiliki sejuta pesona yang selalu mampu membius siapapun yang telah masuk ke dalamnya nadi kehidupannya. Hutan tropis seluas 99,6 hektar menjadi paru-paru dunia. Di dalamnya terdapat banyak sekali macam-macam flora dan faunanya. Banyak pula dari keanekaragaman hayati itu pun yang menjadi satu-satunya di dunia. Sejauh mata memandang, pemandangan memesona selalu memanjakan. Tak salah jika banyak manusia yang menyebut negeri ini surga dunia.
            Hutan selalu menyimpan banyak misteri keindahan yang menanti untuk dijelajah. Pohon-pohon tinggi sungguh menarik untuk dijamah. Suara bebeberapa jenis hewan sudah terdengar di kala surya masih tenggelam di kaki horizon timur, bahkan suasana kian meriah seiring langit yang kian benderang dan kicauan burung mulai bersahutan. Aroma tanah setelah hujan turun pun menambah pesona atmosfir kehidupan di hutan. Ah, aku cinta hutan.
            Namun, di balik pesona indah itu, terdapat banyak tragedi kehidupan yang sangat memilukan dan menyayat hati ini. Hutan yang dulu memiliki kergaman flora dan fauna yang kaya perlahan semakin tergusur oleh perkebunan, hutan monokultur, tambang, dan kebakaran. Sungguh aku ingin meneriakkan keadaan hutan ini agar banyak makhluk Tuhan yang tahu dan tergugah untuk bahu membahu menghentikan penggusuran rumah bagi berjuta flora dan fauna. Aku merasa makhluk Tuhan yang terlahir dengan nama manusia itu mungkin semakin banyak yang tak mengetahui nama flora dan fauna di sekitarnya. Mungkin jika para manusia itu melihat aku akan bertanya, " Apa nama hewan ini? Kok kedua lengannya lebih panjang dari sepasang kakinya? Bulunya ini coklat tapi kok kemerah-merahan ya? Susunan jari-jemarinya kok mirip manusia ya? Apa mungkin perilaku mereka juga serupa dengan manusia?"   
            Aku orangutan yang kian terasingkan di dunia ini. Mereka, manusia, semakin lupa atas kesamaan gen pada tubuh yang berdiri tegap itu. Mereka banyak yang menjadi tamak dan makin menggila. Nurani terbungkam kepalsuan ucapan, kesombongan, dan kemunafikan. Tempat tinggalku, hutan, yang dulu lebat nan rindang, kini kian gersang dan tak aman. Kami yang arboreal semakin sulit menemukan pohon untuk kami singgahi. Sumber makanan kian langka akibat diganti oleh mereka dengan bangunan-bangunan dan perkebunan sawit. Semua itu membuat kami menderita dan menjadi gila. Kami mengikuti naluri untuk bertahan hidup, mengubah pola makan kami dengan cara memakan umbut sawit maupun daun dan kambium akasia, bahan pulb dan kertas pun menjadi konsumsi kami. Tak banyak dari kami pun terpaksa masuk ke teritorial pemukiman saudara 97% kami. Tapi, apa yang kami dapatkan?
            Banyak dari mereka yang merasa kami ini mengusik keamanan mereka. Banyak dari mereka yang merasa kami ini mengganggu kenyamanan mereka. Mereka lupa dengan apa yang telah dilakukan terhadap rumah kami yang dulu rimba. Mereka lupa berkaca dan bertanya "siapa yang memulai ini semua?" Mereka kehilangan logika berpikir, yang mungkin dikarenakan otak mereka rusak akibat produk-produk olahan sawit yang mereka konsumsi telah melampui ambang batas aman.
otann.png            .Aku rindu rumahku yang dulu rimba dan asri, yang memroduksi oksigen untuk dihirup oleh semua makhluk hidup di bumi. Aku rindu pohon-pohon yang membentuk pola seperti payung nan teduh untuk aku singgahi, membuat sarang, sebelum esoknya berayun ke pohon-pohon berikutnya dan kembali membuat sarang di kala senja datang. Aku rindu hutan yang luas untuk aku bermain dan melestarikan spesiesku. Aku tak tahu kapan ini akan berakhir. Aku tak tahu kapan para manusia itu akan tertampar dan sadar betapa egoisnya mereka. Mungkinkah semua ini akan berakhir? Akankah manusia suatu hari nanti tersadar dan menyesal atas perbuatan bodoh mereka di bawah kontrol keserakahan yang telah mengekpoitasi hutan dan alam tanpa merawatnya?

            Sudah lebih dari setahun yang lalu aku dibawa ke tempat ini, sejak aku tak mampu bergerak karena rasanya sesak dada ini menghirup asap tebal yang dihasilkan dari lalapan api melahap dengan cepat pohon-pohon terakhir di rumahku. Aku mendengar banyak jerit kesakitan dari para teman bermainku dan juga hewan-hewan lainnya yang terjebak dan terbakar hidup-hidup. Salah seorang saudara terbakar di depanku, dan ia terlihat mejerit keras karena kesakitan. Ingin aku menolongnya, tapi tak sanggup. Aku pun tak dapat melihat dan akhirnya jatuh pingsan. Di tengah ketidakberdayaanku, aku merasa tubuhku diangkat oleh tangan-tangan malaikat dan mereka memasangkan sebuah alat yang mengeluarkan oksigen segar untuk aku hirup. Para malaikat itu menyelamatkanku dan beberapa individu spesiesku dari pembakaran hutan oleh orang-orang suruhan pemilik perkebunan kelapa sawit yang ingin membuka lahan baru agar keuntungan perusahaannya kian melejit.  Mereka membawa kami ke sebuah penampungan yang nyaman dan aman.
             Berkat kasih sayang dan kepedulian para malaikat itu, secara perlahan rasa trauma setelah melihat saudaraku tewas terbakar hilang. Kini aku bisa menjalani kehidupan baru di tempat ini. Beberapa hari yang lalu, seorang malaikat memberiku secarik kertas. Namun, aku tak mengerti apa yang tertulis di sana. Andai saja aku dapat mengerti bahasa manusia, mungkin aku bisa membaca pesan sang malaikat di kertas itu.  Walau demikian, aku dapat merasakan yang tertulis di sana adalah serangkaian kata cintanya.



Mawas Tewas

Aku melihat ia tepat di hadapanku
Meski ada pembatas tebal yang menghalangi
Tak membuat kami terasa telah menyatu

Kedua mata itu bening seperti cermin surga
Selalu dapat kulihat sebuah jiwa yang terpenjara di dalam sana
sorot mata itu menjadi refleksi dari apa yang ia rasakan dan harapkan
Kesenangan, kemuraman, kesepian, kemarahan, dan kerinduan

Aku ingin lebih dekat, ingin aku mendekapnya
Aku ingin ia tahu kalau aku menyayangi dan ingin melindungi
Aku ingin merasakan apa yang ia rasakan dalam hidup
Hidup dalam kotak kaca yang memenjarakan jiwanya

Aku ingin mengatakan: "aku mencintainya"

Raganya terpenjara dalam jeruji besi beraliran listrik
Jiwanya tersandera kenangan masa lalu yang terus mengusik
Ia tak akan pernah bisa lagi merasakan kebebasan hidup

Matanya yang kecil, bulat, dan bening itu
seperti cermin yang merefleksikan kisah kelam yang terlalui
Ketika manusia-manusia kehilangan akal dan hati nurani
Keserakahan mengontrol manusia untuk membunuh demi materi
Menyeret, membakar, meracun, menembak, dan mengikat mereka
Nyawa mereka seperti tak lebih berharga dari pundi-pundi emas

Tiap tetes darah yang membasahi bumi yang kian gersang
Menghasilkan setumpuk uang yang semakin merangsang
Mereka terus menerus memerkosa ibunda alam demi keserakahan
Mereka lupa setiap makhluk terikat dalam rantai kehidupan
Kestabilan alam terkoyak jika ada mata rantai yang rusak dan punah
Manusia akan tewas jika alam dan mawas tewas! 


Senin, 17 Juni 2013

Aku dan Endah N Rhesa

Mungkin ada yang belum tahu arti dari Cak RaSa dan bertanya siapa nama yang tertera pada akte kelahiranku. Baiklah, ada baiknya ---daripada menceritakan kisah perjalanan hidupku--- untuk memerkenalkan secara singkat siapa aku. Nama lengkapku Radik Sahaja dan sekarang aku menjadi mahasiswa semester 6 jurusan DKV (Desain Komunikasi Visual) di Universitas Paramadina. Aku tinggal di Mampang, Pancoranmas - Depok. Sejak SMA aku menyukai aliran musik yang terbilang "menyimpang", seperti Reggae, SKA, dan Dancehall. Alhasil, sejak semester 3, aku mulai mengenal beberapa nama musisi indie di Indonesia. Aku mulai mengenal nama Endah N Rhesa dari sebuah majalah remaja yang mengulas tentang album Nowhere to Go.



ddd

Minggu, 02 Juni 2013

Lirik Lagu Enda N Rhesa - Cinta Dalam Kardus (OST. Cinta Dalam Kardus)

Setelah lama gak berkunjung ke akun Twitter-ku, setelah cek ini-itu, menyempatkan diri untuk berkunjung ke akun salah satu favorit musisi indie Indonesiaku. Yap, Endah N Rhesa. Terus, aku membaca tweet dari Twitter-nya Endah N Rhesa seperti di bawah ini


Langsung, tanpa pikir panjanggg... aku klik website Cinta Dalam Kardus lalu mengunduh lagu OST film tersebut. Setelah mengekstrak file-nya, langsung aku putar berkali-kali, dan inilah lirik lagu Endah N Rhesa - Cinta Dalam Kardus. Semoga bermanfaat. ^.^ v

Enda N Rhesa - Cinta Dalam Kardus
http://ceritacakrasa.blogspot.com/
Cintaku ada di sini, tersimpan rapi
seperti enggan pergi meski tersakiti
Dan terbayang masa lalu, menghantui diriku
Ciptakan drama komedi, sotir sepanjang hidupku
http://ceritacakrasa.blogspot.com/
Seiring jalannya waktu, derap hati yang menderu
Siapkan kisahku yang baru
Kuletakkan bingkai cerita cinta di dalam kardus
Berharap untuk tersenyum dan berlalu
http://ceritacakrasa.blogspot.com/
Dan aku u u u u u u bernyanyi "u u u u u"
Dan aku u u u u u berharap untuk tersenyum dan berlalu
http://ceritacakrasa.blogspot.com/
Seiring jalannya waktu, derap hati yang menderu
Siapkan kisahku yang baru
Kuletakkan bingkai cerita cinta di dalam kardus
Berharap untuk tersenyum dan berlalu
http://ceritacakrasa.blogspot.com/
Dan aku u u u u u u bernyanyi "u u u u u"
Dan aku u u u u u berharap untuk tersenyum dan berlalu
Dan berlalu.. dan berlalu.. dan berlalu...


(Ditulis oleh Radik Sahaja a.k.a Cak RaSa - EARfriend Depok)

Rabu, 15 Mei 2013

Pengorbanan Kupu-Kupu

Kupu-kupu dalam perjalanannya menuju tempat bunga berada banyak menemukan banyak kejadian yang membuat sayap-sayapnya rusak. Semua ia lakukan demi untuk menemui sang bunga yang dicintainya.

Kamis, 31 Januari 2013

Cahaya Dalam Kotak Kaca


“Impian.. suatu hal yang wajib dimiliki semua manusia untuk menggantungkan tujuan hidup yang lebih bermakna”
            Aku banyak mendengar cerita teman-teman mengenai keberhasilan mereka dan betapa mudahnya mereka menjalaninya. Kesalutan dengan menjadikannya suatu motivasi untuk diriku. Bercermin dalam kesuksesan orang-orang diluar sana.
            Aku mulai membuat mimpiku saat aku mengetahui suatu cerita seorang yang memiliki banyak mimpi dan bukan mimpi yang biasa tetapi mimpi-mimpi yang dia tulis dalam bukunya. Bukan sepuluh tetapi ratusan mimpi yang dia tulis dalam buku catatannya. Dan dia berusaha untuk menjalani semua mimpi-mimpinya itu. Berjalannya waktu dia berhasil menyelesaikan semua mimpinya, selanjutnya dia membuat catatan mimpi-mimpi barunya.
            Dari sanalah aku merasa tidak perlu takut untuk bermimpi bahkan untuk mimpi-mimpi yang mungkin semua orang ragukan apa aku bisa melakukannya ? yaah awalnya aku hanya memikirkan apa yang aku inginkan. Aku menulis apa yang menjadi anganku selama ini dalam berbagai hal.
            Tetapi dalam mimpiku, aku sangat menginginkan menjadi orang yang berguna agar mudah untuk mendapatkan yang terbaik kedepannya. Dimana saat semua ingin merasa tidak terbebani oleh banyak hal, tetapi aku sangat menikmati setiap hal yang sedang aku jalani. Karena itu semua adalah proses dalam setiap perjalanan hidup.
            Banyak aku mendengar kegagalan dalam setiap mimpi juga, dimana semua orang yang merasakan gagal harus berpikir kembali bagaimana cara agar bisa melawati kegagalan ini. Perjalanan ini adalah suatu tantangan. Mengingat ini semua, aku mengingat seorang sosok yang sangat berarti dalam hidupku. Ayah. Disatu sisi aku sangat benci untuk di remehkan oleh orang lain. Bukan bermaksud mau di puji juga, tetapi ingin dihargai.
            Mungkin aku merasa sudah mematahkan semua tantangan dari ayahku, tetapi aku belum merasa puas, aku menyebut tantangan karena hal yang ayah katakan untuk aku mencoba semua hal yang ia ragukan untuk aku lakukan. Mungkin dari anaknya yag merasa tidak puas dan egois hanyalah aku. Kadang aku berpikir kenapa ayah meremahkan aku tetapi selalu memberikan aku semangat. Karena rasa sayangnya yang menginginkan anaknya untuk selalu bisa lebih dari yang lain dan bahkan lebih dari dirinya.
“orangtua adalah sosok penopang hidup, dimana saat terjatuh merekalah yang membantu untuk bangun dengan berbagai caranya. Begitu juga kita sebagai anak, ketika kita bangun angkatlah orangtua kita. Di saat itu mereka merasa apa yang mereka berikan telah dibalas kebaikan mereka”
            Ayah dan ibuku mungkin sosok yang sangat menginginkan anaknya besar lebh dari apa yang mereka bayangkan. Dimana mereka takut ketika anaknya memiliki angan yang terlalu tinggi. Terbukti aku jatuh berkali-kali. Memang menyakitkan, seperti halnya keinginanku ingin menjelajahi Jepang. Sangat menyukai negara itu dan menjadi terobsesi untuk kesana hingga sekarang. Dengan merasa percaya diri aku pergi ke suatu kota untuk mengikuti tes pertukaran budaya, dan pastinya aku memilih Jepang sebagai negara tujuanku nantinya. Perjuangan untuk itu aku lewati dengan jarak yang tidak dekat dan berharap tinggi akupun jatuh untuk merasakan kegagalan. Tapi Allah memang baik, disaat aku gagal itulah baru aku mengetahuinya bahwa ketika kita diterima sebagian penghasilan orangtua akan di ambil sekian persennya. Impianku bukan ingin menghabiskan banyak pendapatan orangtua, tetapi sebaliknya. Jujur bukanlah beban yang ingin aku berikan tetapi suatu pembalasan untuk mereka.
            Tidak berhenti disana saja. Saat lulus SMA aku mencoba mengikuti beasiswa ke Jepang. Seperti biasa, orangtuaku menyemangatiku, mengatakan jangan menyerah terlebih dahulu coba dan terus berdoa. Mungkin ketika aku merasa sedikit ragu, nyaliku bener-bener di uji. Disaat aku marasa ragu dengan nilaiku, tetapi aku harus mengubah pikiranku lalu mengatakan ‘aku bisa’agar dalam alam bawah sadarku aku bisa melewati ini semua. Aku tidaklah bermimpi terlampau jauh agar aku bisa ke Jepang, yang aku pikirkan adalah semoga kertas yang aku kasih tidak hilang. Hehe. Bukan itu sih yang aku pikirkan, tetapi aku memikirkan bagaimana apakah aku bisa lulus untuk ketahap selanjutnya ? Itu yang kupikirkan. Satu bulan dalam penantian, dua bulan dalam penantian. Saat itu tukang pos mengantarkan surat yang ia katakan bahwa itu surat penerimaan beasiswa. Saat itu aku tidak berada dirumah. Ibuku yang bilang. Dan benar saja aku mendapatkan beasiswa, tetapi bukan beasiswa ke Jepang melainkan keperguruan tinggi di Jakarta. Aku sudah merasa kecewa dengan hasilku dan aku merasa pasrah mungkin belum saatnya aku pergi ke Jepang. Disaat aku merasa jatuh seperti itu, seorang tukang pos mengantarkan surat. Sebuah beasiswa lagi untukku, tetapi kali ini juga bukan untuk ke Jepang tapi ke perguruan tinggi di Malang.
            Dari sinilah yang bisa aku pikirkan, Allah memberikan kesempatan yang lain sebelum mendapatkan apa yang aku inginkan. Jalan untuk aku berusaha harus masih diuji. Seberapa usahaku untuk pergi ke Jepang. Dengan ke ikhlasan aku tidak menerima kedua beasiswa itu, aku tetap ingin Jepang.
            Tapi yaa sudahlah mungkin belum jalannya aku harus pergi ke Jepang. Tapi intinya disini aku lebih merasakan Jepang lebih dekat denganku, ini yang buat aku menjadi semangat untuk terus mencoba. Aku merasa tidak gagal tetapi aku merasa ada suatu tantangan yang sangat besar untuk pergi kesana. Dan disini juga aku merasa ini adalah pembekalan mental untuk kedepannya. Aku tidak melihat kegagalan sebagai beban dan menjadikan aku menjadi seorang yang mudah putus asa. Tetapi menjadikan orang yang lebih memaknai perjalanan setiap hidup yang aku pilih sendiri jalannya, menjadikan orang lebih percaya diri. Suatu hal yang mustahil bagi orang biasa seperti aku untuk bermimpi bisa pergi ke Jepang. Aku tidak ingin menutup mataku sebagai orang yang selalu pasrah dalam menjalani setiap kesuksesan yang tertunda. Tidak ada yang sempurna dalam kehidupan ini. Mungkin banyak keberhasilan yang aku dapatkan tetapi aku tidak ingin membahas tentang itu.
            Mungkin kita semua dapat merasakan sebuah keberhasilan yang jauh lebih baik dari apa yang kita rasakan dari kegagalan. Sebaliknya, jika ada orang yang mengatakan dia akan mengubur semua kegagalannya agar tidak merasa gagal untuk selanjutnya. Lain hal dengan aku, mungkin aku tidak mengingatnya dengan suatu hal yang membuat kita jatuh tetapi menjalani suatu hal itu untuk mencobanya lagi dengan cara yang berbeda, dengan lebih baik. Dengan cara yang berbeda, mungkin berbeda pula kesempatan yang kita dapatkan dalam keberuntungan.
            Kita melakukan banyak hal dalam kehidupan ini tetapi rata-rata semua itu secara tidak sadar. Ketika kita menginginkan menjadi seseorang yang tidak ingin merugi, jangan pernah takut untuk menghadapi suatu kegagalan itu. Malu ? jelas, tapi apa tidakkah berpikir itu suatu pembelajaran mental dimana semua orang suksespun diuji mentalnya dalam menjalani kehidupan menuju kesuksessannya itu ? Setiap manusia harus memiliki keinginan yang banyak agar bisa merubah jalan hidup yang mungkin akan membosankan kedepannya, dan ketika mendapatkan suatu kegagalan pasti akan ada suatu pembelajaran yang berharga dimana kita akan berpikir untuk tidak masuk kedalam lubang yang sama “sebaiknya jangan menyerah begitu saja, coba kembali” dan yang pasti suatu kesempatan dimana kita akan mendapatkan perubahan dari suatu kegagalan itu menjadi kesuksesan ketika adanya suatu kesempatan untuk itu.
            Benar saja, aku merasakan banyak orang-orang di sekelilingku untuk membantu dan menyemangatiku. Aku bertemu dengan orang-orang yang tidak pernah bermain-main dalam hidupnya, mereka menjalani kehidupan dengan banyak impian. Salah satu misterku tempat aku belajar bahasa inggris dia melihat kesungguhanku dan dia memperkenalkan muridnya yang belajar di Jerman yang kebetulan sedang pulang ke Indonesia. Sangat menyenangkan berbicara berbagai hal dengannya, dan muridnyapun  berharap aku dapat mengikutinya ke Jerman.
            Impianku mulai bartambah, semakin banyak impianku yang telah aku tulis tapi entah kapan aku dapat mendapatkan semuanya. Jerman yaah. Ini suatu penawaran yang sudah pasti sulit. Aku harus mengejar semuanya tetapi mungkin waktu belum bisa menbawaku untuk mencobanya. Tetapi ketika aku baru lulus SMApun aku di berikan informasi dari guru sekolahku tentang sekolah di Jerman.
            Dan yaa ini memang tempat yang tepat untuk bisa lanjut ke Jerman untuk belajar kesana. Aku tapi saat itu aku sedang persiapkan tes untuk ke perguruan tinggi yang sekarang menjadi tempat belajarku dan saat itu juga aku sedang menunggu pengumuman di perguruan tinggi lainnya.
            Yayasan yang bisa membawaku ke Jermanpun mengingatkan batas waktu agar aku bisa mengikuti kelas sebelum keberangkatan ke Jerman. Yang menjadi buah pikiranku adalah biaya yang harus di siapkan adalah delapan puluh empat ribu euro bayangkan betapa banyaknya jika di rupiahkan? Meskipun aku akan dicarikan orangtua asuh disana tetap saja pasti akan ada pengeluaran biaya. Hubungan aku dengan pemilik yayasan tersebut baik, sehingga tak jarang dia menanyakan apa aku telah di terima atau belum dan tak jarang juga dia menyemangatiku juga karena dia tahu bahwa aku murid dari temannya.
            Pengorbanan untuk melepas itu semua tidak berhenti begitu saja, ketika aku telah di terima di perguruan tinggi lainnya tetapi yang aku tunggu adalah pengumuman di perguruan tinggi yang sekarang telah menjadi tempatku belajar. Untuk daftar ulang di perguruan tinggi yang berada di jakarta, yang sudah memberikan pengumuman terlebih dahulu hanya memberika waktu untuk daftar ulang seminggu dari pengumuman yang di berikan sedangkan pengumuman dari perguruan tinggi tempatku kuliah sekarang pengumumannya ketika penutupan daftar ulang di perguruan tinggi di Jakarta. Aku harus memilih di antara keduanya. Aku harus merelakan satu diantara aku tetap menunggu tetapi belum tahu apakah aku akan di terima atau aku harus menolak yang di Jakarta dan tidak di terima di tempatku sekarang.
            Pilihan itu selalu menjadi hal yang tersulit. Tetapi ketika kita harus merelakan yang lain maka yang terbaiklah yang di dapatkan. Aku tidak menyesal sama sekali ketika semua itu aku relakan. Aku selalu menginginkan kuliah di luar kota agar dapat mandiri dan bisa membuktikan kepada kedua orangtuaku bahwa aku bisa.
            Disini aku menghargai impian yang ada dalam diriku dan aku membahas tentang kegagalan, karena dari kegagalanlah impian dari segala impian itu bisa di dapatkan. Terbukti sekarang rasa kenyamanan yang aku dapatkan ketika aku kuliah disini. Aku merelakan semua yang telah datang untuk diriku dan aku telah gagal untuk mendapatkan impian terbesarku. Dan sekarang aku mendapatkan impianku yang insyaallah membuatku lebih semangat untuk masa depan. Yaitu menjadi disainer.
            Aku terbiasa dengan semua hal yang menantang diriku untuk selalu bisa melakukan banyak hal. Agar aku pun terbiasa melatih mentalku untuk ke depannya. Mengikuti segala kegiatan yang bisa membuat aku memiliki sikap memandang masa depan lebih baik. Karena orang yang hidup tanpa memiliki pengalaman yang banyak, maka dia tidak akan pernah dapat belajar lebih baik tentang kehidupan.
            Mungkin banyak impianku yang bisa di sambung dalam cerita ini tapi yaa inilah yang ingin aku sampaikan “Cahaya dalam Kotak Kaca” dimana suatu hal yang diinginkan lebih dari apa yang diimpikan akan kita dapatkan ketika kita dapat membuka segala sudut dengan penuh pengorbanan.
            Maknailah impianmu sebaik mungkin karena impianmu itu mungkin akan menjadi suatu kenyataan yang pastinya akan membuatmu bernafas lega di keudian hari. Dan impianku untuk ke Jepang akan aku simpan sebagai impianku yang suatu saat nanti aku dapat pergi kesana.
(karya: Adlinda Firdienta)

Harapan yang Kembali


Setiap manusia memiliki keahliannya sendiri entah suatu yang nyata atau bukan. Tapi pada dasarnya setiap manusia memiliki keidupan masa lalu, masa yang dapat di kenang kembali atau tidak. Alam menentukan suatu hal pada hal yang samar-samar.
Aku hidup di daerah pulau ini cukup lama untuk mengenal semua tempat disini. Kata paman ku dahulu kita kaum yang memiliki banyak evolusi. Kita makluk yang dapat bertahan di berbagai kondisi. Pulau kami pun pernah hilang dalam peradaban dunia. Tapi ketika ulah manusia terdahulu sangat ceroboh air pun mulai menguap dan menjadikan dunia ini memiliki sumber air yang sangat sedikit bahkan cuaca yang sangat aneh.
Tapi kami terbiasa dengan ulah mereka. Paman ku pernah membawa ku ke suatu tempat di bawah bukit dan di bawah tanah. Dan aku mulai memperhatikannya dengan teliti apa yang ia kerjakan. Pamanku adalah seorang ilmuan yang berumur 106tahun. Ntah sejak kapan usia manusia sekarang lebih panjang mungkin ini perubahan zaman.
“Paman.. apa yang sedang kau kerjakan sekarang ? untuk apa benda ini ?(aku menunjuk benda seperti kunci dengan ujung menyalah)” tanyaku dengan rasa ingin tahu.
“Jangan kau sentuh itu(paman mengambil benda itu) ini adalah peninggalan nenekku dulu”
“Fungsinya untuk apa paman ?” aku pun semakin penasaran.
“Kelak nanti kau tau nak. Paman ingin nanti kau yang pegang kendali ini semua dengan buku-buku ini semua. Paman dan pendahulu-pendahulu telah menulis rancangan yang beberapa kali di modif ulang. Kau mengerti nak ?” paman ku merunduk sedikit untuk mencengkram bahuku dengan penuh harapan.
Yaa sekarang aku mengerti kenapa paman begitu percaya padaku untuk melanjutkan proyek ini.  Semenjak di tempat itu paman memandang ku dengan harap dan meletakkan namaku di dalam benda seperti kunci dengan ujung menyalah aku seakin rajin mencari teka-teki  rancangan yang sebagian belum pernah terpecahkan. Dan sebenarnyapun aku belum mengetahui apa benda ini yang telah paman kerjakan.
Usiaku kini baru 18tahun. Mungkin anak-anak sepantaranku telah sibuk mencari dololu, semacam binatang kumbang tetapi memiliki sebuk kilau. Yaah aku tahu itu cukup menyenangkan bermain dengan dololu sambil menaruh sota di hidung. Sota sejenis penghisap yang memiliki sensasi rasa yang mengejutkan seusia kami sangatlah gemar menghirup sota. Tapi kau korbankan semua karena kata paman sota kurang baik jika untuk berpikir, itu hanya benda lelucon.
“Hey mata delapan. Masih saja kau serius dengan buku-buku tua itu. Apa setidaknya kau coba sota ini ? ini sangatlah asik sobat”  kot01 menawarkan sota sensasi setrum padaku.
“Terimakasih kot01. Aku tak punya banyak waktu untuk lelucon itu. Aku duluan yaa” aku berlari meniggalkannya. Sungguh aku ingin tapi aku takkan ingin mengecewakan pamanku. Hanya dia yang merawatku hingga akhirnya dia merelakan nyawanya untukku.
“Interpid03 mau kemana ? apa kau boleh menanyakan fisika ini ? (Loapie02 memberikan buku yang berisi soal-soal fisika)” aku cukup terkejut melihat wanita secantik dirinya menegurku yang buruk ini.
“Ok aku akan coba bantu. Tapi apa kau bisa bantu aku ? muungkin hanya wanita yang mengerti ini semua.” Dengan wajah tertunduk aku berharap ia ingin membantuku meneliti tentang bunga.
“Baik. Apa itu ?” tanyanya dengan heran.
Aku menunjukkan beberapa gambar bunga yang ada di dalam buku kusam dengan cover bertuliskan Hidup Abadi099. Ada tulisan kecil di ujung gambar bunga itu. Edelweish. Bunga itu telah punah.
“Aku pernah melihatnya di salah satu perbincangan antara nenek dan kakekku. Mereka memegang erat bunga edelweish itu. Tapi entah dimana sekarang bunga itu” Loapie02 mengingat kembali.
“Yaa aku tahu itu loapie02. Tetapi bunga itu sekarang telah hilang. Di buku ini menjelaskan bunga itu hilang ketika bunga ini terjatuh ke lembah yang begitu dalam. Dan tidak satu pun yang menemukannya hingga sekarang. Aku sangat membutuhkan itu untuk mengembalikan keadaan bumi ini ke semula”
“Apa yang kau katakan. Maaf ?”
“Yaah ini adalah impian semua manusia abad sekarang untuk merasakan air tiba setiap hari”
“Yaa. Aku tahu tapi itu mustahil”
Aku merasa tidak ada yang mustahil untuk mengubah dunia. Aku mencoba untuk berpikir lebih lama. Karena banyak berita yang tersiar banyak penyakit-penyakit baru yang diakibatkan jarangnya air. Aku sangat menginginkan dunia ini berubah jadi lebih baik. Kembali dengan alam yang sangat menawan. Semua tumbuhan lengkap untuk menjadi obat penyakit-penyakit yang aneh ini, mengubah kondisi bumi menjadi tidak seperti sekarang.
Begitu seram dunia saat ini. Pohon yang berbentuk aneh jauh dari bentuk pohon yang semula ada dan bunga-bunga pun tidak seharum yang pamanku katakan. Aku menginginkan dunia ajaib itu. Seperti apa jika dunia ini berubah seperti dahulu. Aku yakin sangat menyenangkan.
Hari ini sepulang sekolah aku  seperti biasa aku menyempatkan diri ke proyek pamanku.
Aku mencoba mencari sesuatu. Tapi tidak sengaja aku menyentuh tangan patung yang di buat oleh ayahku aku tahu itu buatan ayahku karena ada tulisan “untuk anakku Interpid03”. Dan.. waaa aku tidak menyangka ada ruangan rahasia.
Aku mencoba menelusuri ruangan ini. Di ujung ruangan ada sebuah pintu yang terbuat dari kayu yang sekarang sudah mulai rapuh. Aku coba membukanya dengan sangat perlahan takut merusak pintu ini yang rapuh. Aku tidak menyangka ada banyak sekali benda-benda lama di sini benda yang telah di buat oleh para leluhurku. Aku baru sadar bahwa leluhurku adalah  profesor yang banyak menciptakan banyak barang hebat.
Aku lihat banyak sekali tempelan rumus-rumus yang tak aku mengerti di dinding. Dan aku melihat banyaknya kertas-kertas yang telah menguning karena usianya mungkin sudah sangat lama. Aku coba cermati semua pemecahan-pemacahan rumus ini. Sederet rumus dan gambar-gambar rancangan benda-benda aneh ini.
“Kepala ku mulai pusing mempelajari semua ini. Haa aku butuh istirahat”
Mungkin dalam tidurpun aku tak dapat tenang karena proyek perubahan ini. Kepalaku mulai pening. Samar-samar aku mendengar suara indah itu dari kejauhan.
“Interpid03. Interpid03.. aku di suruh ibumu menemuimu di dalam ruangan kecil ini” suara itu jauh.
Semakin aku sadar bahwa ada yang memanggilku. Perlahan ku buka mataku yang masih terasa pening. Aku coba untuk berdiri. Menaiki tangga ke atas dan tidak lupa aku tutup pintu rahasia itu agar tidak terlihat oleh orang yang datang ke tempat ini.
“Lama sekali kau.. aku menunggu lama. Kata ibumu kau pasti di sini. Tak apa kan aku ka sini ?”
“Yaa Loapie02. Tak apa kok. Kau bawa buku fisikamu ? ayo silahkan masuk” ajakku kepada perempuan yang memakai dress orange ini. Menawan.
“Tempat apa ini ? waa.. aku baru liat laboratorium yang kecil ini tapi dalamnya begitu lega.(dia berlari kecil) interpid03 apa ini rancanganmu ?! HEBAT.” Terlihat ekspresi kagum darinya.
“Bukan. Itu milik pamanku. Aku belum menciptakan apapun karena aku harus menyelesaikan proyek pamanku ini. Sudah jangan di lihat terus menerus ayo kerjaan saja soal-soal fisika itu”
Aku mengalihkan pandangannya dan mengajaknya ke tempat kerja ku biasanya. Yaa seperti di awal da menanyakan benda-benda yang ku rancang sendiri. Dengan sabarnya aku mengatakan bahwa rancanganku belumlah sempurna bahkan bisa di katakan gagal. Loapie02 mengerti akan semua penjelasanku akhirnya kita mulai mengerjakan soal fisika ini tanpa perbincangan benda-benda yang ada di sini.
Selama aku membantu Loapie02 mengerjakan fisika aku memikirkan rumus-rumus yang masih belum sempurna tadi. Dan aku teringat adanya kamera yang di atasnya ada secarik kertas yang bertuliskan lihatlah lingkugan yang asri ini .Aku mencoba menafsirkan bahwa leluhurku mencoba membuat kamera yang dapat mengambil gambar masa lalu. Cukup tertarik dengan hal yang sedang aku pikirkan. Tanpa sadar aku membuka pintu rahasia itu dan menuruni tangga.
“Hey Interpid03 mau kemana kau ? Boleh ikut ?” Loapie02 beranjak menghampiriku.
“Yaa. Tapi tolong rahasiakan ini” aku membolehkannya dengan syarat tidak mengizinkannya mengatakan apa yang dia lihat kepada orang lain.
Kamipun berjalan menelusuri lorong sempit ini. Memang suasana di sini begitu tidak enak dan udara di dalampun sangatlah jarang sekali udara. Aku melihat Loapie02 mengeluarkan keringat yang begitu banyak. Aku rasa ia tidak kuat dengan suhu ruangan di sini. Tapi seketika berubah menjadi kagum ketika aku membuka pintu ini.
“Waaa.. aku tak pernah menyangka banyak sekali barang-barang yang tidak pernah aku lihat di sini”
“Tenanglah. Kendalikan dirimu. Aku tidak ingin kau menyentuh kertas-kertas di sini bahkan jangan harap kau aku perbolehkan menyentuh barang-barang rancangan leluhurku. Mengerti ?”
“Ok Prof. Aku mengerti. Tapi bolehkan hanya kagum dengan barang-barang ini ?”
“Baiklah..” aku sangatlah bangga dengan leluhurku terdahulu.
“Apa ini semua dapat di pakai ? cobalah interpid03” Ia mendesakku agar mencoba barang-barang ini.
“Lupakanlah.. Aku rasa semua ini hanya beberapa saja yang baru terselesaikan”
“Interpid03 !! Lihatlah. Menurutku kamera ini bisa di pakai. Ini cukup sempurna di bandingkan barang-barang yang lain” Loapie02 menunjuk kamera yang sedang aku pikirkan tadi.
Menurutku sebaiknya aku coba kamera ini agar aku tahu bahwa apa yang di tuliskan di kertas ini benar. Aku segera keluar dari tempat ini dengan menggandeng tangan Laopie02 tanpa aku sadar. Ketika sampai di atas aku baru sadar ternyata wajah Loapie02 merona merah. Dan aku merasa malu karena ini hal pertama aku menggandeng wanita.
Aku segera berlari keluar mencari tempat yang menurutku sangat buruk. Tidak jauh dari bukit, aku ingat ada tempat yang sangat memprihatin. Aku pandangi kamera ini untuk mengetahui bagaiman caranya. Tiba-tiba Loapie02 mengambil kamera itu dan langsung memutar tombol yanng ada di atas lensa. Lalu ia mulai mengambil gambar. Aku tahu dia adalah salah satu wartawan sekolah setiap artikel yang ia buat selalu mengundang para siswa-siswi untuk membacanya.
Aku rasa, aku mulai tertarik dengan dirinya. Aku beruntung ada yang dapat mebantuku lagi.  Mungkin jika aku menginginkannya aku harus berhadapan dengan lelaki yang lebih dariku. Aku sadar aku hanyalah lelaki dengan dandanan kuno yang slalu berjalan dengan buku-bukuku. Yaah aku tahu itu, dan hanya ibuku yang mengatakan diriku bahwa aku lelaki yang tampan. Cukup membanggakan hatiku.
Beberapa gambar yang di ambil oleh Loapie02 sangatlah indah. Aku tidak pernah menyangka ternyata tempat yang begitu kumuh dahulunya perumahan yang sangat indah dan terlihat banyak sekali pepohonan yang sejuk untuk di pandang. Inilah yang pernah di katakan paman bahwa dahulu ini adalah negeri yang asri.
Leluhur terimakasih atas penemuan-penemuanmu ini. Ini sangatlah membantuku untuk menemukan dimana bunga-bunga legendaris yang telah punah itu berada. Aku berpikir untuk pergi menelusuri beberapa tempat pada saat liburan nanti dan aku akan mengajak Loapie02 bersamaku. Dan aku akan berusaha mencoba memperbaiki beberapa barang peninggalan leluhurku.
Bahkan hari inipun aku membawa rangkaian kecil dari komponen benda-benda leluhurku yang belum terselesaikan bahkan yang gagal sekalipun. Dan aku mencatat beberapa hal yang aku rasa sangatlah penting dalam penyempurnaan semua benda ini. Saat istirahatpun aku mencari tempat yang aman. Aku berlari menuju bekas ruangan bahasa itu dan aku rasa ini cukup aman untuk aku melanjutkan merangkai semua ini.
Sebelum ke ruangan inipun aku telah menulis surat ke Loapie02 untuk menemuiku di ruangan ini. Aku sibuk membuka lembaran-lembaran kertas kusam yang sudah berubah warna menjadi kuning. Aku telah sibuk terbawa suasana dengan peralatan-peralatan yang telah aku siapkan. Mataku terus bergerak menelusuri gambar-gambar rancangan itu dan mencoba meneliti rumus-rumus yang aku yakin itu semua rumus fisika dan kimia. Beberapa materi telah aku pelajari di kelas dan beberapa lagi telah aku pelajari dengan otodidak.
“Interpid03.. aaaku datang(dengan suara sedikit berbisik karena takut ada orang yang curiga)”
“Yaa masuklah. Aku sedang memperbaiki ini semua kau bisa tunjukkan hasil fotomu padaku”
“Tadi aku coba mencari eagle yang bagus untuk memotret dan aku tidak menyangka menemukan tempat-tempat yang begitu indah. Ini coba kau lihat”
Aku mempercayai Loapie02 untuk membawa kameraku. Karena aku tahu bahwa dia sangat mengerti tentang fotografi. Dan dia sempat meminta beberapa foto untuk di cetak agar bisa di terbitkan di dalam artikelnya. Aku tahu dia dapat menyimpan rahasia, aku hanya berpesan agar jangan di sebarluaskan. Dan ia menyetujuinya agar ia menulis dengan kalimat “dunia ini sangatlah indah jika kita bisa menjaganya tetaplah buat lingkungan kita tetap bersih agar menjadi lingkungan yang nyaman”
Aku ingin kau membawa kamera ini dan pulpen ini. Ini sangatlah sesuai dengan karaktermu. Tapi ingatlah ini semua adalah senjat dan petunjuk kita. Aku harap kamu bisa menjaganya.”
“Baiklah Prof(dengan senyum candaannya). Apa kita membawa semua barang ini dalam perjalanan kita ?” tanyanya dengan heran melihat beberapa gambar rancangan yang aku bawa.
Aku berpikir untuk mengajak seorang lagi dalam perjalanan kami. Loapie02 menyarankan Duewep06 untuk ikut dalam perjalan kami. Aku setuju saja dengan sarannya karena aku tahu dia lebih banyak mengenal karakter  para murid di sini. Aku juga cukup tahu dia, dia adalah lelaki sesungguhnya karena dia memiliki badan yang proposional banyak di segani oleh murid-murid di sekolah ini bahkan akupun belum pernah berbicara padanya.
“Apa dia mau ikut dengan kita ?” Tanyaku dengan penuh ragu pada Loapie02.
“Aku yakin dia pasti mau ikut dengan kita”
Keesokan harinya setelah pulang dari sekolah Loapie02 membawa Duewep06 untuk datang ke tempat proyek pamanku. Dia sangatlah bingung kenapa dia di bawa ke tempat ini. Yaa perlahan aku jelaskan padanya kami membutuhkan bantuannya dan beberapa alasan lainnya, Duewep06 pun menyetujuinya. Cukup lega mendengarnya.
“Aku ingin tahu apa saja yang kau bawa Interpid03 dalam perjalanan kita ?” dia berbicara dengan pandangan mengamati beberapa gambar rancangan-rancangan yang ada di ruangan ini.
“Aku membawa peta alarm, kotak cadangan makanan, dan beberapa benda penting lainnya. Loapie02 membawa kamera dan pulpen ini(sambil aku tunjukkan). Dan kau, aku ingin kau membawa senjata buruan yang sangatlah banyak memiliki fungsi ini. Bagaimana ?” Jelasku.
“Baik. Aku akan menjaga kalian. Benarkan kalian menginginkan aku yang melakukan tugas itu ?”
“Hahaha.. yaa benar” aku tertunduk malu.
Libur sekolahpun tiba. Kami bersiap-siap menelusuri petualangan ini. Aku mengatur waktu di mesin waktu ini agar kami berada di waktu bumi masih di huni oleh manusia-manusia yang alamnya masih asri. Aku memberikan Loapie02 dan Duewep06 pin penentu zaman. Kami masuk ke ruangan semput yang akan membawa kami ke masa lalu. Ruangan ini hanya berukuran sebesar lift dan di dalamnya telah di buat tombol-tombol.
Dan wuzz. Kami pergi dalam dunia waktu yang begitu panjang, dan aku meberikan mereka sota untuk mengisi waktu mereka. Aku ingin merasakannya bagaimana sota itu, dengan tubuh sedikit ragu. Tangan duewep06 pun menarik tanganku agar aku mencobanya. Yaa ini rasa sota melayang, aku merasakannya. Benar-benar menakjubkan rasa ini, pantas anak-anak seusia kami sangat menyukai rasa-rasa sota ini.
“Baru pertama kali kau hirup sota ini ?” tanya Duewep06 dengan sedikit mengejek.
“Yaa kawan. Aku takut sota ini merusak pemikiranku dan sebagian proyek leluhurku sudah terselesaikan makanya aku berani mencoba sota ini. Mau lagi ?”
“Boleh”
Kami sibuk dengan perjalanan waktu kami. Tiba-tiba ruangan ini menabrak benda yang keras. Aku rasa ruangan ini menabrak batu besar.
Terlihat batu besar berada di samping ruangan ini. Aku terpesona melihat tempat ini sungguh indah. Pegunungan yang hijaunya menyejukkan, tidak lama Loapie03 berdiri di sebelahku dengan tatapan tidak percaya bahwa ini buminya.
“Ini benar-benar menakjubkan. Asli aku baru melihat ini. Beda sekali dengan lingkungan kita yang penuh dengan benda-benda baja, alumunium, besi dan lain-lainnya. Aku suka ini” celetuk Duewep06.
“Baik teman-teman kita mulai mencari bunga purba yang kita butuhkan dan bunga yang sudah punah, edelweish” aku berseru.
Kami berjalan menelusuri pepohonan yang sangatlah tinggi-tinggi menjulang. Tiba-tiba ada suara dari semak-semak, kamipun berhenti berjalan dan menoleh ke arah sumber bunyi itu.
“ssstt.. kalian mendengar itu kan ? siap-siap senjata kalian” seruku.
“Ok.” Mereka berdua berseru.
Aku mencari tahu dari mana suara itu. Ketika aku membuka semak-semak itu aku melihat peri dengan sayap berwarna hitam, dan dia terbang mendekat ke arahku. Peri itu kecil dengan sayap hitam, berhidung panjang dan banyak tonjolan kecil di sekitar hidungnya dan memiliki telinga yang runcing.
“Hey, kalian. Sedang mencari apa di hutan ini ?” kata peri itu.
“Kami mencari edelwish. Kau tahu ?” tanya Loapie02.
“Aku bisa membantu kalian. Bunga itu ada di dalam puncak sana tapi aku minta bekal kalian untuk aku. Taruh di sini.” Suruh peri itu dengan muka yang sangar.
Tiba-tiba ada suara yang datang.
“Jangan kalian berikan makannan kalian dia adalah peri jahat” kata peri lainnya yang berwarna violet dan segera ia mangusir peri hitam itu dengan bahasa yang tidak aku mengertidan seketika itupun peri hitam itu pergi dengan wajah yang kesal.
“Akan aku antar kalian ke tempat bunga edelweish itu berada tapi aku harap kalian menjaga langkah kalian.” Saran peri itu.
Kami berjalan mengikutinya, seketik kami melihat binatang yang sangat besar dan berbulu kata sang peri itu adalah beruang dan Duewep06 dengan berani mengeluarkan senapan penjinak. Tadinya peri tu melarang Duewep06 menembak karena binatang ini banyak di buru dengan senapan untuk kebutuhan para manusia. Duewep06 pun menembaknya dan binatang besar itu memberikan kami tumpangan untuk sampai ke puncak sana. Kami melihat bunga edelweish di sana. Cantik.
Kamipun bergegas ke ruangan waktu dan mengatur waktu untuk kembali. Kami mambawa satu kotak edelweish, licuala celebica miq, dan daun-daunan paku. Tadi kami berbincang banyak hal juga dengan peri violet itu, yang menyebabkan dunia rusak adalah manusia yang selalu mementingkan kepentingannya sendiri tanpa melihat dampaknya. Saatnya tiba kmi berpamitan pada peri dan beruang itu dan kamipun lenyap di hadapan mereka.
Liburan ini kami putuskan untuk membuat bahan bakar dari tumbuhan ini untuk proyek pemulih milik pamanku ini yang selama ini aku pelajari dan aku renovasi. Kami membagi tugas, aku mengolah bahan bakarnya, Loapie02 memeriksa tiap tempat dan Duewep06 membuat kendaraan untuk menyebaran bubuk pemulih yang aku buat.
Semua tugas telah kami selesaikan dan 285hari kami lalui untuk menyebarkan bubuk pemulih ini. Duniapun sekarang kembali semula, sejuk dan asri.
“Waah indah.. KAMI AKAN SELALU JAGA BUMI INI” ini janji kami.
Seluruh warga duniapun menyambut bahagia perubahan dunia ini yang lebih hijau.
Leluhur, inilah akhir dunia yang kembali pulih kembali.. ayah paman, Terimakasih atas bekal kalian..
(karya: Adlinda Firdienta)