Kamis, 31 Januari 2013

Harapan yang Kembali


Setiap manusia memiliki keahliannya sendiri entah suatu yang nyata atau bukan. Tapi pada dasarnya setiap manusia memiliki keidupan masa lalu, masa yang dapat di kenang kembali atau tidak. Alam menentukan suatu hal pada hal yang samar-samar.
Aku hidup di daerah pulau ini cukup lama untuk mengenal semua tempat disini. Kata paman ku dahulu kita kaum yang memiliki banyak evolusi. Kita makluk yang dapat bertahan di berbagai kondisi. Pulau kami pun pernah hilang dalam peradaban dunia. Tapi ketika ulah manusia terdahulu sangat ceroboh air pun mulai menguap dan menjadikan dunia ini memiliki sumber air yang sangat sedikit bahkan cuaca yang sangat aneh.
Tapi kami terbiasa dengan ulah mereka. Paman ku pernah membawa ku ke suatu tempat di bawah bukit dan di bawah tanah. Dan aku mulai memperhatikannya dengan teliti apa yang ia kerjakan. Pamanku adalah seorang ilmuan yang berumur 106tahun. Ntah sejak kapan usia manusia sekarang lebih panjang mungkin ini perubahan zaman.
“Paman.. apa yang sedang kau kerjakan sekarang ? untuk apa benda ini ?(aku menunjuk benda seperti kunci dengan ujung menyalah)” tanyaku dengan rasa ingin tahu.
“Jangan kau sentuh itu(paman mengambil benda itu) ini adalah peninggalan nenekku dulu”
“Fungsinya untuk apa paman ?” aku pun semakin penasaran.
“Kelak nanti kau tau nak. Paman ingin nanti kau yang pegang kendali ini semua dengan buku-buku ini semua. Paman dan pendahulu-pendahulu telah menulis rancangan yang beberapa kali di modif ulang. Kau mengerti nak ?” paman ku merunduk sedikit untuk mencengkram bahuku dengan penuh harapan.
Yaa sekarang aku mengerti kenapa paman begitu percaya padaku untuk melanjutkan proyek ini.  Semenjak di tempat itu paman memandang ku dengan harap dan meletakkan namaku di dalam benda seperti kunci dengan ujung menyalah aku seakin rajin mencari teka-teki  rancangan yang sebagian belum pernah terpecahkan. Dan sebenarnyapun aku belum mengetahui apa benda ini yang telah paman kerjakan.
Usiaku kini baru 18tahun. Mungkin anak-anak sepantaranku telah sibuk mencari dololu, semacam binatang kumbang tetapi memiliki sebuk kilau. Yaah aku tahu itu cukup menyenangkan bermain dengan dololu sambil menaruh sota di hidung. Sota sejenis penghisap yang memiliki sensasi rasa yang mengejutkan seusia kami sangatlah gemar menghirup sota. Tapi kau korbankan semua karena kata paman sota kurang baik jika untuk berpikir, itu hanya benda lelucon.
“Hey mata delapan. Masih saja kau serius dengan buku-buku tua itu. Apa setidaknya kau coba sota ini ? ini sangatlah asik sobat”  kot01 menawarkan sota sensasi setrum padaku.
“Terimakasih kot01. Aku tak punya banyak waktu untuk lelucon itu. Aku duluan yaa” aku berlari meniggalkannya. Sungguh aku ingin tapi aku takkan ingin mengecewakan pamanku. Hanya dia yang merawatku hingga akhirnya dia merelakan nyawanya untukku.
“Interpid03 mau kemana ? apa kau boleh menanyakan fisika ini ? (Loapie02 memberikan buku yang berisi soal-soal fisika)” aku cukup terkejut melihat wanita secantik dirinya menegurku yang buruk ini.
“Ok aku akan coba bantu. Tapi apa kau bisa bantu aku ? muungkin hanya wanita yang mengerti ini semua.” Dengan wajah tertunduk aku berharap ia ingin membantuku meneliti tentang bunga.
“Baik. Apa itu ?” tanyanya dengan heran.
Aku menunjukkan beberapa gambar bunga yang ada di dalam buku kusam dengan cover bertuliskan Hidup Abadi099. Ada tulisan kecil di ujung gambar bunga itu. Edelweish. Bunga itu telah punah.
“Aku pernah melihatnya di salah satu perbincangan antara nenek dan kakekku. Mereka memegang erat bunga edelweish itu. Tapi entah dimana sekarang bunga itu” Loapie02 mengingat kembali.
“Yaa aku tahu itu loapie02. Tetapi bunga itu sekarang telah hilang. Di buku ini menjelaskan bunga itu hilang ketika bunga ini terjatuh ke lembah yang begitu dalam. Dan tidak satu pun yang menemukannya hingga sekarang. Aku sangat membutuhkan itu untuk mengembalikan keadaan bumi ini ke semula”
“Apa yang kau katakan. Maaf ?”
“Yaah ini adalah impian semua manusia abad sekarang untuk merasakan air tiba setiap hari”
“Yaa. Aku tahu tapi itu mustahil”
Aku merasa tidak ada yang mustahil untuk mengubah dunia. Aku mencoba untuk berpikir lebih lama. Karena banyak berita yang tersiar banyak penyakit-penyakit baru yang diakibatkan jarangnya air. Aku sangat menginginkan dunia ini berubah jadi lebih baik. Kembali dengan alam yang sangat menawan. Semua tumbuhan lengkap untuk menjadi obat penyakit-penyakit yang aneh ini, mengubah kondisi bumi menjadi tidak seperti sekarang.
Begitu seram dunia saat ini. Pohon yang berbentuk aneh jauh dari bentuk pohon yang semula ada dan bunga-bunga pun tidak seharum yang pamanku katakan. Aku menginginkan dunia ajaib itu. Seperti apa jika dunia ini berubah seperti dahulu. Aku yakin sangat menyenangkan.
Hari ini sepulang sekolah aku  seperti biasa aku menyempatkan diri ke proyek pamanku.
Aku mencoba mencari sesuatu. Tapi tidak sengaja aku menyentuh tangan patung yang di buat oleh ayahku aku tahu itu buatan ayahku karena ada tulisan “untuk anakku Interpid03”. Dan.. waaa aku tidak menyangka ada ruangan rahasia.
Aku mencoba menelusuri ruangan ini. Di ujung ruangan ada sebuah pintu yang terbuat dari kayu yang sekarang sudah mulai rapuh. Aku coba membukanya dengan sangat perlahan takut merusak pintu ini yang rapuh. Aku tidak menyangka ada banyak sekali benda-benda lama di sini benda yang telah di buat oleh para leluhurku. Aku baru sadar bahwa leluhurku adalah  profesor yang banyak menciptakan banyak barang hebat.
Aku lihat banyak sekali tempelan rumus-rumus yang tak aku mengerti di dinding. Dan aku melihat banyaknya kertas-kertas yang telah menguning karena usianya mungkin sudah sangat lama. Aku coba cermati semua pemecahan-pemacahan rumus ini. Sederet rumus dan gambar-gambar rancangan benda-benda aneh ini.
“Kepala ku mulai pusing mempelajari semua ini. Haa aku butuh istirahat”
Mungkin dalam tidurpun aku tak dapat tenang karena proyek perubahan ini. Kepalaku mulai pening. Samar-samar aku mendengar suara indah itu dari kejauhan.
“Interpid03. Interpid03.. aku di suruh ibumu menemuimu di dalam ruangan kecil ini” suara itu jauh.
Semakin aku sadar bahwa ada yang memanggilku. Perlahan ku buka mataku yang masih terasa pening. Aku coba untuk berdiri. Menaiki tangga ke atas dan tidak lupa aku tutup pintu rahasia itu agar tidak terlihat oleh orang yang datang ke tempat ini.
“Lama sekali kau.. aku menunggu lama. Kata ibumu kau pasti di sini. Tak apa kan aku ka sini ?”
“Yaa Loapie02. Tak apa kok. Kau bawa buku fisikamu ? ayo silahkan masuk” ajakku kepada perempuan yang memakai dress orange ini. Menawan.
“Tempat apa ini ? waa.. aku baru liat laboratorium yang kecil ini tapi dalamnya begitu lega.(dia berlari kecil) interpid03 apa ini rancanganmu ?! HEBAT.” Terlihat ekspresi kagum darinya.
“Bukan. Itu milik pamanku. Aku belum menciptakan apapun karena aku harus menyelesaikan proyek pamanku ini. Sudah jangan di lihat terus menerus ayo kerjaan saja soal-soal fisika itu”
Aku mengalihkan pandangannya dan mengajaknya ke tempat kerja ku biasanya. Yaa seperti di awal da menanyakan benda-benda yang ku rancang sendiri. Dengan sabarnya aku mengatakan bahwa rancanganku belumlah sempurna bahkan bisa di katakan gagal. Loapie02 mengerti akan semua penjelasanku akhirnya kita mulai mengerjakan soal fisika ini tanpa perbincangan benda-benda yang ada di sini.
Selama aku membantu Loapie02 mengerjakan fisika aku memikirkan rumus-rumus yang masih belum sempurna tadi. Dan aku teringat adanya kamera yang di atasnya ada secarik kertas yang bertuliskan lihatlah lingkugan yang asri ini .Aku mencoba menafsirkan bahwa leluhurku mencoba membuat kamera yang dapat mengambil gambar masa lalu. Cukup tertarik dengan hal yang sedang aku pikirkan. Tanpa sadar aku membuka pintu rahasia itu dan menuruni tangga.
“Hey Interpid03 mau kemana kau ? Boleh ikut ?” Loapie02 beranjak menghampiriku.
“Yaa. Tapi tolong rahasiakan ini” aku membolehkannya dengan syarat tidak mengizinkannya mengatakan apa yang dia lihat kepada orang lain.
Kamipun berjalan menelusuri lorong sempit ini. Memang suasana di sini begitu tidak enak dan udara di dalampun sangatlah jarang sekali udara. Aku melihat Loapie02 mengeluarkan keringat yang begitu banyak. Aku rasa ia tidak kuat dengan suhu ruangan di sini. Tapi seketika berubah menjadi kagum ketika aku membuka pintu ini.
“Waaa.. aku tak pernah menyangka banyak sekali barang-barang yang tidak pernah aku lihat di sini”
“Tenanglah. Kendalikan dirimu. Aku tidak ingin kau menyentuh kertas-kertas di sini bahkan jangan harap kau aku perbolehkan menyentuh barang-barang rancangan leluhurku. Mengerti ?”
“Ok Prof. Aku mengerti. Tapi bolehkan hanya kagum dengan barang-barang ini ?”
“Baiklah..” aku sangatlah bangga dengan leluhurku terdahulu.
“Apa ini semua dapat di pakai ? cobalah interpid03” Ia mendesakku agar mencoba barang-barang ini.
“Lupakanlah.. Aku rasa semua ini hanya beberapa saja yang baru terselesaikan”
“Interpid03 !! Lihatlah. Menurutku kamera ini bisa di pakai. Ini cukup sempurna di bandingkan barang-barang yang lain” Loapie02 menunjuk kamera yang sedang aku pikirkan tadi.
Menurutku sebaiknya aku coba kamera ini agar aku tahu bahwa apa yang di tuliskan di kertas ini benar. Aku segera keluar dari tempat ini dengan menggandeng tangan Laopie02 tanpa aku sadar. Ketika sampai di atas aku baru sadar ternyata wajah Loapie02 merona merah. Dan aku merasa malu karena ini hal pertama aku menggandeng wanita.
Aku segera berlari keluar mencari tempat yang menurutku sangat buruk. Tidak jauh dari bukit, aku ingat ada tempat yang sangat memprihatin. Aku pandangi kamera ini untuk mengetahui bagaiman caranya. Tiba-tiba Loapie02 mengambil kamera itu dan langsung memutar tombol yanng ada di atas lensa. Lalu ia mulai mengambil gambar. Aku tahu dia adalah salah satu wartawan sekolah setiap artikel yang ia buat selalu mengundang para siswa-siswi untuk membacanya.
Aku rasa, aku mulai tertarik dengan dirinya. Aku beruntung ada yang dapat mebantuku lagi.  Mungkin jika aku menginginkannya aku harus berhadapan dengan lelaki yang lebih dariku. Aku sadar aku hanyalah lelaki dengan dandanan kuno yang slalu berjalan dengan buku-bukuku. Yaah aku tahu itu, dan hanya ibuku yang mengatakan diriku bahwa aku lelaki yang tampan. Cukup membanggakan hatiku.
Beberapa gambar yang di ambil oleh Loapie02 sangatlah indah. Aku tidak pernah menyangka ternyata tempat yang begitu kumuh dahulunya perumahan yang sangat indah dan terlihat banyak sekali pepohonan yang sejuk untuk di pandang. Inilah yang pernah di katakan paman bahwa dahulu ini adalah negeri yang asri.
Leluhur terimakasih atas penemuan-penemuanmu ini. Ini sangatlah membantuku untuk menemukan dimana bunga-bunga legendaris yang telah punah itu berada. Aku berpikir untuk pergi menelusuri beberapa tempat pada saat liburan nanti dan aku akan mengajak Loapie02 bersamaku. Dan aku akan berusaha mencoba memperbaiki beberapa barang peninggalan leluhurku.
Bahkan hari inipun aku membawa rangkaian kecil dari komponen benda-benda leluhurku yang belum terselesaikan bahkan yang gagal sekalipun. Dan aku mencatat beberapa hal yang aku rasa sangatlah penting dalam penyempurnaan semua benda ini. Saat istirahatpun aku mencari tempat yang aman. Aku berlari menuju bekas ruangan bahasa itu dan aku rasa ini cukup aman untuk aku melanjutkan merangkai semua ini.
Sebelum ke ruangan inipun aku telah menulis surat ke Loapie02 untuk menemuiku di ruangan ini. Aku sibuk membuka lembaran-lembaran kertas kusam yang sudah berubah warna menjadi kuning. Aku telah sibuk terbawa suasana dengan peralatan-peralatan yang telah aku siapkan. Mataku terus bergerak menelusuri gambar-gambar rancangan itu dan mencoba meneliti rumus-rumus yang aku yakin itu semua rumus fisika dan kimia. Beberapa materi telah aku pelajari di kelas dan beberapa lagi telah aku pelajari dengan otodidak.
“Interpid03.. aaaku datang(dengan suara sedikit berbisik karena takut ada orang yang curiga)”
“Yaa masuklah. Aku sedang memperbaiki ini semua kau bisa tunjukkan hasil fotomu padaku”
“Tadi aku coba mencari eagle yang bagus untuk memotret dan aku tidak menyangka menemukan tempat-tempat yang begitu indah. Ini coba kau lihat”
Aku mempercayai Loapie02 untuk membawa kameraku. Karena aku tahu bahwa dia sangat mengerti tentang fotografi. Dan dia sempat meminta beberapa foto untuk di cetak agar bisa di terbitkan di dalam artikelnya. Aku tahu dia dapat menyimpan rahasia, aku hanya berpesan agar jangan di sebarluaskan. Dan ia menyetujuinya agar ia menulis dengan kalimat “dunia ini sangatlah indah jika kita bisa menjaganya tetaplah buat lingkungan kita tetap bersih agar menjadi lingkungan yang nyaman”
Aku ingin kau membawa kamera ini dan pulpen ini. Ini sangatlah sesuai dengan karaktermu. Tapi ingatlah ini semua adalah senjat dan petunjuk kita. Aku harap kamu bisa menjaganya.”
“Baiklah Prof(dengan senyum candaannya). Apa kita membawa semua barang ini dalam perjalanan kita ?” tanyanya dengan heran melihat beberapa gambar rancangan yang aku bawa.
Aku berpikir untuk mengajak seorang lagi dalam perjalanan kami. Loapie02 menyarankan Duewep06 untuk ikut dalam perjalan kami. Aku setuju saja dengan sarannya karena aku tahu dia lebih banyak mengenal karakter  para murid di sini. Aku juga cukup tahu dia, dia adalah lelaki sesungguhnya karena dia memiliki badan yang proposional banyak di segani oleh murid-murid di sekolah ini bahkan akupun belum pernah berbicara padanya.
“Apa dia mau ikut dengan kita ?” Tanyaku dengan penuh ragu pada Loapie02.
“Aku yakin dia pasti mau ikut dengan kita”
Keesokan harinya setelah pulang dari sekolah Loapie02 membawa Duewep06 untuk datang ke tempat proyek pamanku. Dia sangatlah bingung kenapa dia di bawa ke tempat ini. Yaa perlahan aku jelaskan padanya kami membutuhkan bantuannya dan beberapa alasan lainnya, Duewep06 pun menyetujuinya. Cukup lega mendengarnya.
“Aku ingin tahu apa saja yang kau bawa Interpid03 dalam perjalanan kita ?” dia berbicara dengan pandangan mengamati beberapa gambar rancangan-rancangan yang ada di ruangan ini.
“Aku membawa peta alarm, kotak cadangan makanan, dan beberapa benda penting lainnya. Loapie02 membawa kamera dan pulpen ini(sambil aku tunjukkan). Dan kau, aku ingin kau membawa senjata buruan yang sangatlah banyak memiliki fungsi ini. Bagaimana ?” Jelasku.
“Baik. Aku akan menjaga kalian. Benarkan kalian menginginkan aku yang melakukan tugas itu ?”
“Hahaha.. yaa benar” aku tertunduk malu.
Libur sekolahpun tiba. Kami bersiap-siap menelusuri petualangan ini. Aku mengatur waktu di mesin waktu ini agar kami berada di waktu bumi masih di huni oleh manusia-manusia yang alamnya masih asri. Aku memberikan Loapie02 dan Duewep06 pin penentu zaman. Kami masuk ke ruangan semput yang akan membawa kami ke masa lalu. Ruangan ini hanya berukuran sebesar lift dan di dalamnya telah di buat tombol-tombol.
Dan wuzz. Kami pergi dalam dunia waktu yang begitu panjang, dan aku meberikan mereka sota untuk mengisi waktu mereka. Aku ingin merasakannya bagaimana sota itu, dengan tubuh sedikit ragu. Tangan duewep06 pun menarik tanganku agar aku mencobanya. Yaa ini rasa sota melayang, aku merasakannya. Benar-benar menakjubkan rasa ini, pantas anak-anak seusia kami sangat menyukai rasa-rasa sota ini.
“Baru pertama kali kau hirup sota ini ?” tanya Duewep06 dengan sedikit mengejek.
“Yaa kawan. Aku takut sota ini merusak pemikiranku dan sebagian proyek leluhurku sudah terselesaikan makanya aku berani mencoba sota ini. Mau lagi ?”
“Boleh”
Kami sibuk dengan perjalanan waktu kami. Tiba-tiba ruangan ini menabrak benda yang keras. Aku rasa ruangan ini menabrak batu besar.
Terlihat batu besar berada di samping ruangan ini. Aku terpesona melihat tempat ini sungguh indah. Pegunungan yang hijaunya menyejukkan, tidak lama Loapie03 berdiri di sebelahku dengan tatapan tidak percaya bahwa ini buminya.
“Ini benar-benar menakjubkan. Asli aku baru melihat ini. Beda sekali dengan lingkungan kita yang penuh dengan benda-benda baja, alumunium, besi dan lain-lainnya. Aku suka ini” celetuk Duewep06.
“Baik teman-teman kita mulai mencari bunga purba yang kita butuhkan dan bunga yang sudah punah, edelweish” aku berseru.
Kami berjalan menelusuri pepohonan yang sangatlah tinggi-tinggi menjulang. Tiba-tiba ada suara dari semak-semak, kamipun berhenti berjalan dan menoleh ke arah sumber bunyi itu.
“ssstt.. kalian mendengar itu kan ? siap-siap senjata kalian” seruku.
“Ok.” Mereka berdua berseru.
Aku mencari tahu dari mana suara itu. Ketika aku membuka semak-semak itu aku melihat peri dengan sayap berwarna hitam, dan dia terbang mendekat ke arahku. Peri itu kecil dengan sayap hitam, berhidung panjang dan banyak tonjolan kecil di sekitar hidungnya dan memiliki telinga yang runcing.
“Hey, kalian. Sedang mencari apa di hutan ini ?” kata peri itu.
“Kami mencari edelwish. Kau tahu ?” tanya Loapie02.
“Aku bisa membantu kalian. Bunga itu ada di dalam puncak sana tapi aku minta bekal kalian untuk aku. Taruh di sini.” Suruh peri itu dengan muka yang sangar.
Tiba-tiba ada suara yang datang.
“Jangan kalian berikan makannan kalian dia adalah peri jahat” kata peri lainnya yang berwarna violet dan segera ia mangusir peri hitam itu dengan bahasa yang tidak aku mengertidan seketika itupun peri hitam itu pergi dengan wajah yang kesal.
“Akan aku antar kalian ke tempat bunga edelweish itu berada tapi aku harap kalian menjaga langkah kalian.” Saran peri itu.
Kami berjalan mengikutinya, seketik kami melihat binatang yang sangat besar dan berbulu kata sang peri itu adalah beruang dan Duewep06 dengan berani mengeluarkan senapan penjinak. Tadinya peri tu melarang Duewep06 menembak karena binatang ini banyak di buru dengan senapan untuk kebutuhan para manusia. Duewep06 pun menembaknya dan binatang besar itu memberikan kami tumpangan untuk sampai ke puncak sana. Kami melihat bunga edelweish di sana. Cantik.
Kamipun bergegas ke ruangan waktu dan mengatur waktu untuk kembali. Kami mambawa satu kotak edelweish, licuala celebica miq, dan daun-daunan paku. Tadi kami berbincang banyak hal juga dengan peri violet itu, yang menyebabkan dunia rusak adalah manusia yang selalu mementingkan kepentingannya sendiri tanpa melihat dampaknya. Saatnya tiba kmi berpamitan pada peri dan beruang itu dan kamipun lenyap di hadapan mereka.
Liburan ini kami putuskan untuk membuat bahan bakar dari tumbuhan ini untuk proyek pemulih milik pamanku ini yang selama ini aku pelajari dan aku renovasi. Kami membagi tugas, aku mengolah bahan bakarnya, Loapie02 memeriksa tiap tempat dan Duewep06 membuat kendaraan untuk menyebaran bubuk pemulih yang aku buat.
Semua tugas telah kami selesaikan dan 285hari kami lalui untuk menyebarkan bubuk pemulih ini. Duniapun sekarang kembali semula, sejuk dan asri.
“Waah indah.. KAMI AKAN SELALU JAGA BUMI INI” ini janji kami.
Seluruh warga duniapun menyambut bahagia perubahan dunia ini yang lebih hijau.
Leluhur, inilah akhir dunia yang kembali pulih kembali.. ayah paman, Terimakasih atas bekal kalian..
(karya: Adlinda Firdienta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar