Jumat, 11 November 2011

Kenangan dalam Tetesan Hujan (Part 4)

...

Perlahan namun pasti, aku berhasil mencapai bangku tempat Dewi duduk. Masih dapat kucium wangi parfumnya. Sungguh, menggetarkan hatiku.

Aku mulai membuka risleting tas ransel itu. Tasnya terasa begitu lembut saat tersentuh oleh jemariku. Kukeluarkan surat spesial itu dari dalam saku celanaku, dan secepat kilat telah berpindah ke dalam tas tersebut. Aku tersenyum puas karena misiku telah berhasil.

Aku bergegas menuju ruang kelasku.

*******

Setelah kejadian di waktu istirahat itu, pikiranku terasa kian termabukkan oleh cinta pertamaku ini. Ah, rasanya tak ingin cepat-cepat aku ‘mendarat’, aku ingin terus terbang tinggi bersama khayalanku.

“Hayo!!” Aku terkaget dengan suara lantang yang tiba-tiba muncul.

Tanpa aku sadari Zulaikhah telah berada di hadapanku. Kawanku yang satu ini memang sering tak terdeteksi kemunculannya di radarku. Ia sering datang secara tiba-tiba, dan menghilang dalam sekejab mata.

“Lagi mikirin apa nih? Kayake awakmu lagi kasmaran yha?”
Kasmaran? Deg, tiba-tiba rasanya jantungku berhenti berdegub ketika mendengar kata itu terlontar dari mulutnya. Aku benar-benar tidak bisa berkutik apa-apa lagi, selain diam saja mendengarkan ocehan berikutnya.

“Ciye, Radik. Lagi jatuh cintrong. Karo sapa, Dik? Ceritain dong karo aku. Kita kan wis temenan.”

Aku tersenyum dan mencoba mengalihkan pembicaraan.

Awakmu dewe’an ae, rek? Lah, Si Tursi ndhi? Parah ditinggalno dewe’an pek areke.

Mayak pek. Ditako’i malah balik nanya. Arepe ngalihna perhatian yha?

Aku tersenyum lagi.

“Sik-sik, Dik. Jangan-jangan, awakmu iku ngesir Tursi yha?”

Dalam hatiku berkata, “Gila arek iki, gak gampang nyerah kalo belum kesampean keinginannya.”

“Wah… Diam berarti ‘iya’ yha, Dik?”

“Gak, Zul. Ngawur awakmu.”

Aku tertawa kecil, sebelum melanjutkan perkataanku.

“Aku karo Tursi ancen deket, tapi aku karo Tursi cuman sahabatan tok ae.”

Lah, terus, lapo’o lho pas ditako’i lagi ngesir sapa, awakmu malah nako’ keberadaane Tursi? Terus sapa lho arek sing lagi kon sir, Dik?” Zulaikhah tampak mulai sedikit bingung dengan sikapku yang terlihat kurang beres. Aku membalasnya dengan senyuman.

....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar