Selasa, 18 Oktober 2011

Sebuah Rahasia Kecil (Part 9)

...
Aku tak ingat lagi kapan Hani memberikan surat spesialku itu, karena rasanya telah sebulan yang lalu aku membuatnya. Dan jawaban dari Dewi tak kunjung datang. Aku sudah pasrah kalo sebelum membaca habis suratku itu, Dewi membuangnya terlebih dulu. Bahkan, mungkin saja sebelum amplop suratku dibuka, tatkala ia melihat siapa pengirimnya, ia langsung menjadikannya sebuah sampah. Mungkin satu-satunya jalan terbaik bagiku yakni menganggap surat itu tak pernah tersampaikan dengan baik.

Hari-hari berjalan sedikit terkesan dipaksa. Langkahku secara perlahan menjadi lebih berat dari hari ke hari. Entah apa yang menyebabkan kakiku perlahan menjadi batu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar