Jumat, 20 Januari 2012

Begini Parang Akhirnya Terpasang di Tangan Mad

Tim Gabungan Pencari Fakta menemukan fakta yang berbeda mengenai kematian Made Aste, warga Register 45, Mesuji, Lampung, saat penertiban yang dilakukan tim terpadu, 6 November 2011. TGPF menemukan fakta bahwa saat ditembak, Made tidak sedang memegang parang. Hal ini membantah pernyataan resmi polisi yang menyatakan Made ditembak karena menyerang polisi.

Dalam video berdurasi 6 menit 31 detik yang diperoleh TGPF itu terlihat seseorang dari tim gabungan sengaja meletakkan parang ke tangan Made yang tengah sekarat. Peristiwa tragis itu terjadi saat tim terpadu yang dibentuk Gubernur Lampung datang ke Register 45. Tim yang terdiri dari kepolisian, Badan Pertanahan Nasional, personel TNI, dan pengamanan perusahaan itu masuk ke Desa Pelita Jaya dengan membawa senjata. Tak hanya senjata laras panjang, ada pula yang terlihat membawa parang, bambu runcing, dan kayu pemukul. Dalam keterangan resmi polisi, ada 60 personel yang diturunkan ketika itu.

Saat menuju areal lahan yang ditempati penduduk, rombongan tim terpadu terlihat melakukan serangan. Suara tembakan pun mulai terdengar. Sepanjang jalan mereka merobohkan rumah dan gubuk milik warga. Bahkan tak sedikit pula yang dibakar.

Memasuki menit kedua, tim terpadu mulai menembakkan senjata. Salah satu gambar yang tertangkap kamera video terlihat seorang anggota Brimob melepaskan tembakan ke udara, yang diikuti bunyi tembakan lain. Saat berjalan bergerombol, tim terpadu terus menenteng senjata. Pasukan polisi dan TNI yang ada di situ tak mempersoalkan senjata tajam itu.

Pada menit keempat, seseorang terlihat berlari dari arah desa sambil berujar, "Ada yang kena tembak." Di tempat yang dimaksud oleh lelaki tadi, terlihat dua warga, Nyoman Sumarde dan Made Aste, terjatuh di tanah. Made tersungkur dengan darah mengalir di bagian pantat. Saat itu Made masih hidup, tangan dan matanya masih terlihat bergerak. Tak ada parang di tangan Made.

Dua langkah di depan Made, Nyoman terlihat meringis kesakitan juga dengan posisi jatuh di tanah. Di depannya, seorang berpakaian TNI tampak menghardik Nyoman yang tak berdaya. "Tiarap!" ujarnya.

Ada beberapa orang yang mengelilingi Nyoman dan Made. Namun tak satu pun yang mencoba memberikan pertolongan. Bahkan, pada menit kelima, seorang anggota tim gabungan berpakaian seragam mirip Satpol PP terlihat mengacak-ngacak baju Made mencari sesuatu. Diduga lelaki itu tengah mencari senjata tajam di tubuh Made.

Beberapa detik berikutnya, tiba-tiba dalam rekaman video itu terlihat sudah ada parang di tangan Made. Tak ada penjelasan siapa yang meletakkan parang itu. Namun, menurut Ketua TGPF Denny Indrayana, parang diletakkan salah seorang anggota tim. Sekitar 46 detik sebelum video berakhir, terekam gambar bahwa parang yang diletakkan tim terpadu terjatuh dari tangan Made. Seseorang pun berteriak, "Pasangkan lagi, pasangkan lagi."

Tak lama setelah parang terpasang, seseorang berbaju hitam yang diduga pimpinan tim lapangan segera berkomunikasi dengan seseorang melalui telepon seluler. Pria itu mengambil posisi menjauh dari sosok Made dan Nyoman yang tergeletak. Tak lama dia memberi laporan, "Ya, gimana, Pak, saya mau dibacok," ujarnya.

Setelah itu video langsung mengarah pada peristiwa lain. Saat itu terlihat Made dan Nyoman dimasukkan ke bak belakang mobil Ranger dobel kabin berwarna hijau.

Markas Besar Kepolisian RI siap mengadu rekaman video yang dimilikinya dengan video yang dimiliki Tim Gabungan Pencari Fakta Mesuji. Kepolisian mengaku memiliki rekaman video berisi gambar Made Aste memegang parang dan menyerang Ajun Komisaris Besar Priyo saat terjadi bentrok di Register 45, Mesuji, Lampung.

"Tidak ada masalah (diadu). Nanti kan kita uji di persidangan," ujar Kepala Divisi Humas Markas Besar Kepolisian Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution di sela-sela Rapat Pimpinan Polri, Kamis, 19 Januari 2012.



dikutip dari yahoo.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar