Senin, 23 Januari 2012

Sebuah Rahasia Kecil (Part 2)

...

Bersyukur aku atas segala rahmat dari karuniaNya. Di antara sekian banyak tanda kasih sayangNya yaitu mengizinkan aku memiliki banyak sahabat yang setia padaku hingga hari ini.

Sahabat bukanlah sebuah kata yang sederhana buat diriku. Sahabat memiliki berjuta makna yang mungkin jika dibedah akan menghabiskan banyak waktu dan usaha. Dari sekian banyak arti “sahabat” itu, dapat aku simpulkan bahwa sahabat adalah keluarga yang dipilih olehku. Maksudnya, sahabat adalah orang-orang di sekitarku yang aku pilih menjadi “keluarga” melalui tuntunan waktu, waktu akan memberikan aku jawaban apakah seseorang itu layak dijadikan sahabat atau tidak. Sedangkan keluarga (seperti bapak, ibu, kakak, adik, tante, dan om) adalah orang-orang yang dipilihkan Tuhan untuk berada di sekitarku sebagai keluarga, sehingga aku tidak bisa memilih mereka. Aku harus menerima mereka sebagai keluargaku, mau-tidak mau.

Bagiku persahabatan adalah romansa yang sesungguhnya. Dalam persahabatan kita mengalami proses pengenalan diri orang lain yang telah kita pilih sebagai sahabat. Dalam proses tersebut kita akan melihat “warna” yang dimiliki oleh sahabat kita, dan kita harus dengan ikhlas menerima “warna” itu bercampur dengan apa yang kita punya sehingga mampu mewarnai dunia bersama-sama. Dengan begitu, kita juga akan mengalami sebuah fase pendewasaan secara tidak sadar.

Setiap persahabatan pasti memiliki sejarah yang berbeda dalam permulaannya. Ada yang berawal dengan pertemanan biasa, dank arena kedekatan akhirnya menjadi sahabat. Adapula yang berawal dari perseteruan yang terjadi kemudian karena permainan takdir akhirnya menjalin persahabatan. Dan aku telah mengalami keduanya.

Aku memiliki sahabat sejak SMP, walaupun ketika menginjak pendidikan SD aku telah memiliki teman dekat dalam bermain. Dulu ketika aku menjadi anak 7F, aku memulai persahabatan dengan beberapa orang yaitu Tursina Andriani, Nurul Aini, dan Atika Nazarah Husna serta Sri Wahyu Handayani atau yang lebih akrab dipanggil Hani. Sewaktu itu aku baru dekat dengan ketiga orang tersebut.

Aku tak tahu bagaimana awal mulu persahabatanku dengan mereka bertiga, yang jelas kami bersahabat karena sebuah pertemanan yang cukup dekat. Aku sering meminta mereka menerangkan tugas yang belum aku mengerti, berbagi cerita, bahkan sesekali aku minta digambarkan sesuatu oleh mereka. Dan dalam urusan gambar menggambar, aku sering meminta kepada Ulul, panggilan akrab Nurul Aini. Aku kagum dengan kemampuan tangannya membentuk gambar-gambar indah hanya dalam waktu sekejab. Dan di kamarku terpajang tiga buah gambar hitam-putih buatan tangannya. Ketiga gambar itu yakni Sonic and the friends, kapal kokoh berlayar, dan sepasang sahabat yang saling membantu di jalan menanjak. Dan uniknya, di setiap lembar gambar tersebut selalu tertulis beberapa paragraf kata layaknya sebuah surat kecil. Kami sering berbalas-balasan meski hanya dalam bentuk sepucuk surat kecil.

Secara keseluruhan gambar-gambar tersebut bagus, namun gambar sepasang sahabat itulah yang paling aku suka. Karena menurutku gambar tersebut mewakili kami berdua, sepasang sahabat. Kami akan bahu-membahu menghadapi sulitnya kehidupan, meski pada kenyataanya Ulullah yang sering membantuku keluar dari problematika hidup.


...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar