Senin, 23 Januari 2012

Sebuah Rahasia Kecil (Part 7)

...

Aku bergegas kembali menuju ruang kelasku. Namun belum aku melewati pintu, aku tersandung sendiri oleh langkahku. Dan aku terjatuh ke dalam sebuah ruang hampa serba hitam. Aku persis seperti Alice yang terjatuh menuju Wonderland. Terjatuh dengan waktu tempuh yang cukup lama untuk menyentuh dasar. Dan sebelum aku menyentuh dasar, kilatan cahaya putih menyilaukan mata sampai membuat aku buta sesaat dibuatnya.

Di saat aku membuka mata, aku tertegun. Aku kembali ke ruang tidurku! Aku mendapati aku masih berada di atas spring bed biruku.

Aku perlahan mendudukkan badanku sembari berkata,“ Sial, ternyata peristiwa itu hanya sebuah mimpi. Sayang sekali, coba aja itu benar-benar terjadi.”

Dan seperti biasa, aku memulai hari ini dengan menghadap diri kepada Illahi.

*******

Pintu gerbang SMP-ku berukuran cukup besar dengan sebuah gapura yang cukup gagah berdiri. Satpam penjaga selalu ada di dekat salah satunya ketika pagi hari.

Cuma sekedar info, satpam atau lebih tepatnya penjaga SMP-ku seluruhnya berjumlah 3 orang. Jadi masalah keamanan dan ketertiban bukan masalah buatku. Awalnya aku berpikir demikian; sampai suatu hari jaket oranye pemberian ibuku tertinggal di kelas, dan ketika kutanya kepada mereka bertiga tidak ada yang melihat. Dari rumor yang aku terima, salah satu di antara mereka menjadi penadah seluruh barang-barang yang tertinggal di kolong meja. Aku tak tahu kebenaran berita itu.

Hari ini aku datang lima menit sebelum bel masuk berbunyi. Udara masih terasa sejuk. Belum banyak polusi yang mengotorinya.

Mata pelajaran pertama hari ini adalah bahsa inggris. Mata pelajaran yang paling aku suka. Hal ini dikarenakan selain memang aku suka dengan bahasa inggris, pengajar di kelasku masih muda dan belum menikah. Umurnya sekitar 25-an dan namanya adalah Isnia Rahmawati, panggilan di kelasnya Miss Nia. Wajahnya cantik dan khas para etnis tionghoa bermata sipit, keelokan rupanya itu ditambah sepasang lesung pipi ketika ia tersenyum. Sungguh beruntung aku bisa diajar beliau.

“Good morning, class,” Miss Nia menyapa dengan nada yang terdengar lembut di telinga.

Seluruh kelas pun membalas,” Good morning, miss”

“Okay, class, our lesson for today is Simple Present,” Miss Nia mulai menulis beberapa kata yang ia contoh dari bukunya. Dan itu merupakan rumus untuk simple present.

Sungguh menyenangkan apabila diajar oleh guru yang mampu membawa suasana belajar terasa menyenangkan, terlebih tampilan yang sedap dipandang mata.

Tanpa terasa dua jam sudah berlalu begitu saja.

“Well, I think that’s enough for today, class,” tutup Miss Nia sembari merapikan seluruh barang bawaannya. “Don’t forget to do your assignment for tomorrow. See you.”

Miss Nia berjalan meninggalkan kelas. Setiap langkah kakinya mengisaratkan bahwa ia perempuan yang anggun dengan kegigihan tiada tara. Rasanya terlalu cepat kebersamaan kami bersama Miss Nia. Dan tak sabar rasanya ingin segera bertemu hari esok.

Sudah lima belas menit yang lalu pergantian jam pelajaran, namun guru yang pengajarnya belum juga kelihatan. Apakah beluau tidak dapat hadir di kelas karena ada urusan mendadak di luar?


...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar